MIMBAR-RAKYAT.com (Jakarta) – Grup Astra mengalami penurunan pendapatan bersih di sektor alat berat dan pertambangan serta agribisnis, sementara kontribusi pendapatan bersih dari operasional penjualann Toyota juga menurun setelah restrukturisasi model distribusi dua tingkat (two-tiered) berlaku efektif pada awal tahun ini.
Laba bersih Grup Astra selama semester pertama menurun, walaupun terjadi kenaikan keuntungan pada sektor otomotif dari peluncuran produk baru.
Hal ini disebabkan pelemahan harga komoditas yang berpengaruh negatif terhadap sektor alat berat, kontraktor pertambangan serta operasional agribisnis dan kenaikan signifikan pada provisi kerugian atas pinjaman yang diberikan pada Permata Bank yang berujung terhadap menurunnya kontribusi dari sektor bisnis jasa keuangan.
“Kinerja pendapatan bersih konsolidasian Astra pada semester pertama turun 5% menjadi Rp88,2 triliun, sementara laba bersih turun 12% menjadi Rp7,1 triliun. Nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp2.575 pada 30 Juni 2016, meningkat 2% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2015,” kata Prijono Sugiarto, Presiden Direktur PT Astra International Tbk, dalam siaran pers kepada media, Kamis.
Nilai kas bersih, di luar Grup Jasa Keuangan, katanya, mencapai Rp2,0 triliun pada 30 Juni 2016, dibandingkan nilai kas bersih pada akhir tahun 2015 sebesar Rp1,0 triliun. Anak perusahaan Grup segmen Jasa Keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp44,2 triliun, dibandingkan dengan Rp44,6 triliun pada akhir tahun 2015.
Namun, lanjutnya, laba bersih dari Grup bisnis otomotif naik 13% menjadi Rp3,9 triliun. Secara keseluruhan, penjualan otomotif sedikit meningkat sepanjang periode ini, sebagian besar karena peluncuran model baru yang turut berdampak positif terhadap marjin.
Penjualan mobil secara nasional meningkat sebesar 1% menjadi 532.000 unit. Penjualan nasional mobil Astra naik sebesar 4% menjadi 273.000 unit, yang menyebabkan peningkatan pangsa pasar dari 50% menjadi 51%. Grup telah meluncurkan enam model baru dan lima model revamped selama periode ini.
Penjualan sepeda motor nasional menurun sebesar 7% menjadi 3,0 juta unit. Sementara penjualan sepeda motor dari PT Astra Honda Motor (AHM) mengalami kenaikan 1% menjadi 2,2 juta unit, sehingga pangsa pasarnya meningkat dari 67% menjadi 73%. AHM telah meluncurkan tiga model baru dan tujuh model revamped selama periode ini.
Astra Otoparts, bisnis komponen Grup, mencatat laba bersih yang stabil sebesar Rp152 miliar dengan peningkatan pendapatan dari bisnis pasar pabrikan otomotif (OEM/Original Equipment Manufacturer), after market, dan segmen ekspor yang sebagian besar diimbangi oleh biaya operasional yang lebih tinggi dan kerugian selisih kurs pada perusahaan-perusahaan asosiasi.
Laba bersih bisnis jasa keuangan Grup menurun sebesar 40% menjadi Rp1,3 triliun. Kenaikan laba bersih PT Federal International Finance (FIF) dan PT Toyota Astra Financial Services (TAFS) diimbangi oleh penurunan kontribusi dari sektor bisnis jasa keuangan lainnya, terutamanya Permata Bank yang mencatat kerugian akibat peningkatan signifikan pada kerugian atas pinjaman yang diberikan.
Sementara total pembiayaan yang dikucurkan oleh Grup pembiayaan alat berat turun 11% menjadi Rp1,9 triliun. PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF) yang memiliki spesialisasi di pembiayaan alat berat kelas kecil dan menengah, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 46% menjadi Rp43 miliar.
“Permata Bank, yang 44,6% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, mencatat kerugian bersih sebesar Rp836 miliar dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp837 miliar pada semester pertama 2015. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan signifikan dari provisi kerugian atas pinjaman yang diberikan akibat peningkatan kredit bermasalah menjadi 4,6% dari 2,7% pada akhir tahun lalu. Dalam rangka memperkuat permodalannya, Permata Bank menyelesaikan rights issue pada bulan Juni, yang menghasilkan dana senilai Rp5,5 triliun,” katanya.
Perusahaan Grup asuransi, PT Asuransi Astra Buana, mencatat penurunan laba bersih sebesar 17% menjadi Rp407 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan keuntungan dari investasi.
Dalam laporannya disebutkan juga bahwa laba bersih Grup Astra dari segmen alat berat dan pertambangan menurun sebesar 45% menjadi Rp1,1 triliun. (SP/KB)