MIMBAR-RAKYAT.com (Garut) – Wacana dibukanya kembali jalur Kereta Api Garut – Cikajang, ternyata didukung warga masyarakat Garut, terutama warga yang merindukan kejayaan Kareta Api Garut- Cikajan- Cibatu “Si Gombar.”
Kereta yang menjadi ‘kameumeut’ warga Garut di era 70-an itu, sempat berjaya hingga era 80-an, namun sarana tranfortasi yang sangat dekat dengan masyarakat ini sekarang hilang, bahkan di sepanjang rel nya pun sudah berdiri bangunan bangunan rumah permanen.
Sekarang ada wacana PT. KAI akan kembali membuka jalur Garut – Cikajang – Cibatu dan wacana tersebut mendapat dukungan dari masyarakat Garut yang merindukan sarana transportasi kereta api.
Seperti diungkapkan Wawan Sofyan, warga Cikajang, ketua Paguyuban Sapedah Heubeul Garut, ia sangat mendukung wacana PT. KAI untuk mengaktifkan kembali jalur Cibatu-Cikajang.
Wawan menyarankan, PT. KAI jangan takut untuk menggusur perumahan masyarakat yang mendirikan bangunan di lahan PT. KAI., karena selama ini perjanjian antara PT. KAI dengan masyarakat pengguna lahan sangat jelas.
Ia mengatakan, dalam perjanjian itu tercantum satu klausul, dimana masyarakat tidak akan menuntut kompensasi apabila sewaktu-waktu PT.KAI akan menggunakan lahan yang digunakan masyarakat.
Jadi menurut Wawan, sudah jelas aturan mainnya. PT.KAI tidak perlu takut melakukan penggusuran, dan tidak perlu menganggarkan pos keuangan untuk kompensasi atas penggusuran.
Menurut Wawan, PJKA (PT.KAI) dalam manajemen mengamankan asetnya cukup bagus, sehingga apabila PJKA difungsikan kembali, masyarakat tidak menerima ganti rugi dan itu konsep yang bagus.
Ia mendukung penuh rencana pengaktifan kembali jalur Cibatu-Cikajang, karena menurutnya, nilai manfaatnya jauh lebih besar daripada nilai madarat nya.
Wawan menyebutkan manfaat jika kereta api diaktifkan lagi. Diantaranya, menghidupkan jalur wisata. Kabupaten Garut yang kaya dengan objek wisata akan semakin terbantu dengan adanya jalur kereta api ini.
“Juga akan mengurangi kemacetan lalu lintas. Kehadiran kereta api akan sangat membantu meminimalisir pertumbuhan kendaraan yang semakin pesat,” katanya.
“Kemudian bisa menjadi alternatif bagi anak sekolah untuk dijadikan sarana trsnfortasi murah.
Dengan kondisi sekarang, banyak anak sekolah di bawah umur yang membawa kendaraan bermotor sendiri ke sekolah. Hal itu menyebabkan tingginya angka kecelakaan lalu lintas di kalangan pelajar. Dengan diaktifkanya lagi jalur Kereta Api, diharapkan bisa meminimalisir angka kecelakaan lalulintas,” katanya. (Yat R/KB)