Thursday, December 12, 2024
Home > Berita > Warga temukan kawasan diduga situs seluas 240 ha di Bungbulang

Warga temukan kawasan diduga situs seluas 240 ha di Bungbulang

Kawasan bebatuan seperti situs ditemukan warga di Bungbulang, Garut. (yat)

MIMBAR-RAKYAT.com (Garut) – Kabupaten Garut memang kaya dengan berbagai potensi alamnya, seakan kota yang mendapat julukan  Swiss Van Java itu tak pernah kekurangan oleh pemandangan alam yang fenomenal, di antaranya keindahan alam obyek wisata Cipanas, Darajat, Cangkuang hingga obyek wisata pantai yang sangat menakjubkan.

Nah, belum lama ini ditemukan beberapa fenomena alam yang sangat menakjubkan, seperti hamparan batu-batu yang diduga peninggalan zaman pra sejarah di Gunung Shangiang,   Kecamatan Balubur Limbangan.

Di situ ditemukan bebatuan yang terhampar dan tersusun rapih, seperti bekas perkampungan yang diperkirakan di zaman pra sejarah.

Selain di Gunung Shangiang, baru baru ini ditemukan pula hamparan batu-batuan yang diperkirakan sebuah situs. Hamparan dan susunan batu tersebut ditemukan warga di Kampung Cisaat, Desa Margalaksana Kecamatan Bungbulang Garut.

Luas batu-batuan yang tersusun rapih itu lebih dari 240 Ha, dan kini tengah ditelusururi nilai sejarah yang terkandung di lokasi tersebut oleh Paguyuban Jagaraksa Karuhun.

Susunan bebatuan seperti situs di Bungbulang, Garut. (Yat)

Ketua Paguyuban Jagaraksa Karuhun, Tony Munawar, menyatakan, keberadaan penemuan yang diduga merupakan situs tersebut, sekarang tengah diteliti oleh para ahli, di antaranya ahli Geolistrik & Seimik dari LIPI  Dr. Dani Hilman, Pon Kacasungkana seorang budayawa serta Yusup.

Namun menurut Tony, mereka belum memberikan konklusinya, sebab harus menunggu hasil kajian. Apakah yang ada di Bungbulang itu sebuah situs atau hanya fenomena alam biasa. Namun jelas Tony, para peneliti dari LIPI tersebut mengatakan, bebatuan yang ada di lokasi tersebut berbentuk sangat antik, unik serta berbeda beda.

Kasi Kepurbakalaan dan Cagar Budaya Dispurbad Garut, Dra.Sri Kusni Madyaningsih mengatakan, hingga saat ini pihak Disparbud Garut belum bisa melangkah jauh. Sebab untuk menentukan sebuah situs atau bukanya harus melakui kajian dan penelitian dari tim ahli. Selain itu jelan Sri, untuk penelitian membutuhkan anggaran yang cukup besar.

Sementara anggaran yang ada di Disparbud Garut sangat tebatas sekali, sehingga sulit untuk melangkah.

Namun jelas Sri, pihaknya tetap berupaya untuk menindaklanjuti penemuan yang diduga Situs di wilayah Bungbulang. Namun anggaran untuk 2017 sudah diarahkan ke empat titik, yakni Situ Cangkuang kecamatan Leles, Situs Ciburuy kecamatan Bayongbong dan kecamatan Tarogong Kaler berupa Mahkota dan benda Pusaka.

Sementara untuk Gunung Shangiang, Sri menjelaskan, hamparan dan susunan batu yang ada di sekitar gunung tersebut, bukan situs melainkan kejadian alam biasa atau fenomena alam. Selain itu tambah Sri, lokasinya berada di wilayah kawasan hutan.

Sementara untuk  Bungbulang, pihak budaya juga sependapat, menunggu kajian dari tim ahli. Namun karena Garut tidak memiliki Tim ahli dibidang itu, terpaksa harus menggunakan Tim ahli dari Provinsi Jawa Barat. Dan itu pun ditambahkan Sri, selain personilnya terbatas hanya tujuh orang, juga harus menggunakan anggaran yang besar.

Diakui Sri, selama ini bidang Kebudayaan memang terhimpit oleh anggaran. Sehingga untuk melakukan satu penelitian tidak semudah seperti yang diharapkan masyarakat. Selain tidak memiliki tim ahli, anggaranya pun sangat terbatas, sehingga mempersulit langkah kerja, katanya.  (Yat R/kb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru