MIMBAR-RAKYAT.Com (Bogor) – Harga beras di semlah daerah semakin melambung, membuat ibu rumahtangga (IRT) semaput.Pasalnya, penghasilan suami tidak bertambah, malah berkurang.
Seperti di di Pasar Citayam, Kabupaten Bogor, harga melonjak tajam sejak lima bulan terakhir. Harga beras mencapai Rp 12.000 per liter. Dampaknya pedagang maupun pembeli menjerit.
“Paling murah beras sekarang cuman Rp 9.500/liter. Pengunjung pasar hanya lihat-lihat saja, nanya-nanya, lalu pergi. Jarang ada yang beli,” ujar Ida, 40, pedangang beras Pasar Citayam, Rabu (10/1).
Diceritakan, dulu harga beras per liter berkisar dari 7.500 hingga 9.500 rupiah. Namun sekarang harganya berkisar 9.500, 10.500, 11.000, dan 12.000 rupiah. Beras dengan kualitas bagus adalah petruk dan perak, karena teksturnya pulen.
Harga yang naik diakibatkan dari produsen yang memasang harga tinggi. Ida membeli dari produsen sekitar 600 ribuan untuk satu karung. Lebih mahal sepuluh ribu dari sebelumnya.
“Belakangan ini saya hanya sanggup beli satu karung aja, soalnya mahal. Padahal dulu-dulu bisa beli lima karung untuk dijual lagi,” tuturnya.
Dia hanya berani mengambil keuntungan Rp 500 sampai Rp 600 dari 1 kg beras. Harga yang melejit tersebut bukan tanpa alasan, karena dari pemasok katanya ada yang gagal panen. Maka dari itu berimbas juga kepada harga jual.
Sementara Wati, ibu rumahtangga di Suakabumi mengaku, dengan tingginya harga beras sekarang ini, membuatnya kerepotan. “Anak saya 4 butuh makan, jadi beli beras banyak, kalau garga mahal wah…bisa-bisa nggak makan. Bayangkan di Sukabumi ini ada harga beras mencapai Rp 13 ribu yang bagus,” katanya.
Dia juga menambahkan tidak hanya beras yang harganya naik, tetapi kebutuhan pokok lainnya juga ikut merangkak naik, seperti sayur, telur, dan buah-buahan.
Yuli, salah satu warga, juga sangat mengeluhkan harga beras naik. “Kebutuhan kita kan juga banyak, bukan cuman beras aja. Tapi kalo beras aja naik, pasti kebutuhan lain yang menjadi korban. Karena makanan pokok kami,” katanya.
Untuk menyiasati hal tersebut, dia mengurangi pengeluaran yang dianggap tidak perlu. Dia berharap, pemerintah turun tangan atasi harga beras. “Sekarang ini pada ribut soal Pilkada aja, makanya yang lain seperti terbengkalai,” keluhnya. (ist)