Mimbar-Rakyat.com (Washington) – Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan kepada Rusia melalui sebuah tweet untuk mempersiapkan “serangan rudal yang canggih, baru dan pintar.” Itu terkait dengan rencana serangan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya menyerang Suriah, terkait dugaan serangan gas Suriah ke kubu pemberontak di negara itu.
Tweet muncul setelah duta besar Rusia untuk Libanon mengatakan dalam sebuah wawancara pada hari Selasa kepada televisi al-Manar milik Hisbullah bahwa “jika ada serangan rudal AS, kami – sejalan dengan Putin dan pernyataan staf kepala Rusia – akan menembak jatuh roket AS dan bahkan sumber yang meluncurkan rudal “.
Trump lebih lanjut mengecam Rusia karena dukungan terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam tweet Rabu, mengatakan bahwa “seharusnya tidak bermitra dengan Hewan Pembunuh yang membunuh rakyatnya dan menikmatinya.” Trump juga mentweet bahwa hubungan Rusia-AS “lebih buruk sekarang” daripada sebelumnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menanggapi tweet Trump yang mengatakan: “Rudal cerdas harus terbang ke arah teroris, bukan pemerintah (Suriah) yang sah, yang telah menghabiskan beberapa tahun berjuang melawan terorisme internasional di wilayahnya.”
Peringatan itu datang ketika Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa mengancam akan menggunakan aksi militer terhadap pemerintah Suriah dan sekutu utamanya, Rusia, sebagai tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia di kota Douma yang dikuasai kelompok anti-pemerintah Suriah.
Serangan yang terjadi Sabtu lalu di Ghouta Timur telah menewaskan puluhan orang, kebanyakan wanita dan anak-anak. Namun pemerintah Suriah dan Rusia telah membantah bahwa mereka melakukan serangan kimia.
Sementara Rabu malam waktu setempat ada laporan bahwa perangkat keras militer dipindahkan dari pangkalan Suriah.
“Kami tidak memiliki informasi sumber terbuka yang dapat memverifikasi gerakan Suriah (terkait peralatan militer), tetapi kami mengandaikan ini benar,” kata Ruslan Leviev, seorang peneliti militer yang berbasis di Moskow terkait Tim Intelijen Konflik, sebuah organisasi penelitian yang menyelidiki konflik di Suriah dan Ukraina.
“Mereka memindahkan beberapa peralatan mereka ke Hmeimim. Ini adalah langkah yang logis,” kata Leviev.
Rusia saat ini mengoperasikan pangkalan udara Hmeimim, yang terletak di provinsi Latakia, di mana mereka telah mengerahkan pasukan darat dan pesawat tempur.
James Mattis, menteri pertahanan AS, tidak mengesampingkan tindakan militer apa pun terhadap pasukan Assad, sementara duta besar AS untuk PBB, Nikki Haley, memperingatkan Washington siap untuk “menanggapi” serangan tersebut terlepas dari apakah Dewan Keamanan bertindak atau tidak.
Vladimir Shamanov, ketua komite urusan pertahanan di majelis rendah parlemen Rusia, mengatakan kepada kantor berita Rusia Ria Novosti pada hari Rabu bahwa Rusia akan membalas. “Rusia memiliki senjata yang layak. Jika ada upaya untuk mengujinya, mereka akan mendapat respon yang layak,” katanya.
Pemerintah Suriah telah menempatkan pasukannya pada “siaga tinggi” di tengah ancaman ancaman militer AS.
Dengan bantuan militer Rusia, Presiden Assad dituduh melaksanakan serangan berdarah di Ghouta Timur, yang telah berada di bawah kendali pemberontak sejak pertengahan 2013.
Sejak dimulainya kampanye pemboman udara pada 18 Februari, serangan itu telah menewaskan lebih dari 1.600 orang sipil. Melalui serangkaian kesepakatan yang dicapai dengan kelompok pemberontak, secara internal telah diungsikan lebih dari 45.000 orang.***(janet)
Donald Trump mengisyaratkan kepada Rusia untuk ‘bersiap-siap’ menagkis serangan rudal ke Suriah
Peringatan Trump datang setelah AS dan sekutu mengancam untuk mengambil tindakan setelah adanya dugaan Suriah melakukan serangan gas ke wilayah yang dikuasi kelompok anti-pemerintah Suriah.( Ffoto: Reuters/Al Jazeera)