Penulis asal Bojonegoro, Jawa Timur, Bagas Dwi Bawono memperkirakan buku karyanya dengan judul “Ibu, Doa yang Hilang”, kini sudah terjual sekitar 1.000 eksemplar.
“Cetakan pertama yang dijual di toko jaringan Gramedia sebanyak 5.000 buku dan sudah terjual sekitar 1.000 buku,” kata Bagas Dwi Bawono, di Bojonegoro, minggu lalu.
Ia mengharapkan bukunya tersebut bisa diterima masyarakat, sebab materi tulisan di dalam buku tersebut merupakan rangkaian pengalaman keluarganya yang bisa dijadikan motivasi kepada para ibu yang hidup sendiri untuk membesarkan anak-anaknya.
“Buku karya saya ini dari kisah nyata yang ada di keluarga kami,” ujarnya.
Dengan demikian, menurut dia, buku karyanya tersebut sangat tepat menjadi bacaan ibu-ibu, anak yatim piatu, juga berbagai kalangan masyarakat lainnya, karena bisa memberikan motivasi dalam hidup.
“Sebuah keluarga yang hidup miskin tidak harus putus asa dalam membesarkan anak-anaknya agar bisa tetap melanjutkan pendidikan,” ujarnya.
Mengenai bukunya itu, ia mengaku tidak berambisi untuk diangkat dalam film layar lebar, sebagaimana cerpennya dengan judul Hasduk Berpola.
“Saya mengharapkan buku “Ibu, Doa yang Hilang” ini bisa terjual sebanyak-banyaknya, sebab buku saya ini bisa memotivasi pembaca, terutama ibu-ibu, juga anak yatim piatu,” katanya.
Ia juga menjelaskan semua hasil penjualan dari buku “Ibu, Doa yang Hilang”, disumbangkan ke berbagai yayasan, karena tujuannya menerbitkan buku ini bukan untuk tujuan komersial.
Buku “Ibu, Doa yang Hilang” setebal 233 halaman, dijual dengan harga Rp48.000/buku, dilengkapi dengan testimoni sejumlah artis, juga pengusaha dan berbagai kalangan lainnya.
Penyanyi Titiek Puspa, mengatakan, “Buku ini sungguh menginspirasi para ibu, bahwa dalam kondisi sesulit apapun, anak-anak adalah prioritas paling utama. Pendidikan mereka adalah hal sangat penting yang patut diperjuangkan. (KB)