Thursday, December 12, 2024
Home > Berita > Musim Haji 2018, Antrean di Toilet Mina Mendapat Perhatian Khusus

Musim Haji 2018, Antrean di Toilet Mina Mendapat Perhatian Khusus

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali (berbaju batik). (Foto: Kemenag/mch)

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali (berbaju batik). (Foto: Kemenag/mch)

Mulai tahun ini, calon jemaah yang meninggal setelah adanya penetapan keberangkatan yang dikeluarkan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, boleh diganti anggota keluarganya. 

Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Antrean panjang di toilet Mina yang terjadi pada musim pelaksanaan haji sebelumnya yang dikeluhkan oleh jemaah mendapat perhahtian secara khusus. Kementerian Agama (Kemenag) untuk musim haji mendatang akan menambah toilet portable di Mina.

Masalah terkait buang hajat tersebut merupakan salah satu terobosan yang dilakukan Kemenag untuk terus memperbaiki layanan haji.  Kemenag terus berupaya meningkatkan kualitas layanan bagi jemaah haji Indonesia. Hak itu dijelaskan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali, di Jakarta, Minggu (27/5).

Terobosan itu dijelaskan Nizar Ali di hadapan 780 peserta pelatihan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, di asrama haji Pondok Gede, seperti dilaporkan website Kemenag, https://kemenag.go.id.

“Pertama, rekrutmen petugas berbasis secara computer assisted test (CAT). Selain untuk transparansi, terobosan ini diharapkan dapat memilih petugas haji yang profesional dan siap melayani jemaah haji,” katanya.

Terosan kedua, menambah toilet portable di Mina. Selama ini, antrean panjang di toilet Mina menjadi salah satu yang dikeluhkan oleh jemaah. “Kita bisa bayangkan jika jumlah toilet tidak ditambah, sementara jumlah jemaah kita (sejak tahun lalu) bertambah 51ribu orang (paska kembali normalnya kuota haji),” kata Nizar.

Terobosan ketiga terkait tas dan koper jemaah. Tahun ini, jemaah mendapatkan tas kabin berupa koper sehingga diharapkan akan memudahkan mobilitas mereka. Tahun-tahun sebelumnya, tas kabin diberikan dalam bentuk tas tenteng.

“Semula tas kabin bentuknya tas tenteng yang pasti merepotkan jemaah, tahun ini kita ganti tas kabin berbentuk tas koper dorong,” kata Nizar yang juga guru besar Ilmu Hadits UIN Sunan Kalijaga.

Keempat, terobosan yang dilakukannya adalah pelimpahan porsi. Mulai tahun ini, calon jemaah yang meninggal setelah adanya penetapan keberangkatan yang dikeluarkan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah pada 12 Maret 2018, boleh diganti anggota keluarganya.

Terobosan kelima, lanjut Nizar, pemeriksaan biometrik dan sidik jari di 13 embarkasi Tanah Air. Selama ini, pemeriksaan biometrik dan sidik jari dilakukan saat jemaah tiba di Bandara Arab Saudi, baik Jeddah maupun Madinah. Akibatnya, antrian di bandara menjadi sangat panjang dan lama, sementara kondisi jemaah lelah usai melakukan penerbangan dari Indonesia.

“Ini sangat memangkas waktu pemeriksaan yang biasanya baru selesai 4 sampai 5 jam, kini hanya perlu 2 jam.”

“Bahkan, khusus tahun ini, untuk jemaah yang berangkat dari embarkasi Jakarta dan Surabaya, begitu mendarat di bandara Arab Saudi bisa langsung masuk bus,” sambungnya.

Layanan katering bagi jemaah haji Indonesia selama di Makkah juga akan ditambah. Kalau tahun lalu hanya 15 kali makan, tahun ini bertambah menjadi 40 kali makan.

Nizar berharap sejumlah terobosan yang dilakukan Kementerian Agama ini akan berdampak langsung pada peningkatan kualitas layanan kepada jemaah. Dengan demikian, kepuasan jemaah terhadap layanan haji juga akan meningkat.

Hasil survei indeks kepuasan pelayanan haji dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2014, indeks kepuasan mencapai 81,52. Angka ini naik menjadi 82,67 di 2015, 83,83 di 2016, dan pada 2017 mencapai 84,85. Tahun ini ditargetkan naik 0,15 sehingga mencapai 85 atau masuk kategori sangat memuaskan.***(edy t)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru