MIMBAR-RAKYAT.Com (Jakarta) – Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Umum Partai Demokrat berjanji tak akan mencampuri Prabowo Subianto terkait menentukan calon wakil presiden (Cawapres) bila nanti berkoalisi dengan Gerindra pada Pilpres 2019.
Menurut dia, kewenangan menentukan cawapres sepenuhnya ada di tangan capres. Karena itu, Demokrat tidak menyodorkan nama cawapres saat pertemuan dengan Prabowo, Selasa (24/7).
“Saya tidak menawarkan menyarankan kader Demokrat sebagai cawapres beliau, tidak. Silakan dicek kepada Pak Prabowo. Dan pembicaraan saya di dalam juga ada saksinya,” katanya di kediamannya di Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan, Rabu (25/7).
Presiden ke-6 RI itupun menceritakan pengalamannya dalam menentukan pendampingnya pada 2004 dan 2009. Saat menentukan berpasangan dengan Jusuf Kalla pada 2004 dan Boediono pada 2009, tidak ada intrvensi dari partai politik pengusung. Pemilihan JK dan Boediono menjadi keputusannya dengan terlebih dahulu berkomunikasi dengan parpol koalisi.
“Nah mengingat apa yang saya alami kalau Pak Prabowo yang kita dukung sebagai capres beliaulah yang akan memutuskan nanti tentu dengan pertimbangan-pertimbangan yang masak, yang memungkinkan perjuangannya berhasil,” ujarnya.
“Posisi kami sebagai partai politik harua seperti itu. Tadi dengan Pak Zulkifli Hasan kami juga sepakat, jangan kita-kita ini malah merecoki capres dengan memaksaan siapa cawapresnya,” pungkas SBY.
KOMUNIKASI DENGAN JOKOWI
Komunikasi politik antara Partai Demokrat dengan Joko Widodo putus justru mendekati waktu akhir penetapan koalisi untuk Pilpres 2019.
Padahal selama satu tahun terakhir Demokrat melalui Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) intensif melakukan komunikasi politik dengan Jokowi.
Bahkan tingkat intensitas tersebut membuat Demokrat tidak berhubungan dengan Prabowo Subianto.
“Satu hal ketika selama satu tahun saya komuniaksi dengan Pak Jokowi, komunikasi berlandaskan niat baik dua pihak . Selama satu tahun pula, kami tidak komunikasi dengan Pak Prabowo,” ungkapnya.
SBY menuturkan komunikasi politik dengan Prabowo terakhir dilakukan di kediaman SBY di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/7/2017) sebelum pertemuan di Mega Kuningan, Selasa (24/7/2018). Pada saat itu keduanya membicarakan ambang batas pencapresan (presidential threshold) 20 persen.
SBY mengatakan pertemuan inilah yang menjadi cikal pertemuan kemarin malam. Menurutnya dasar peluang koalisi antara Demokrat dengan Gerindra sudah ada sejak satu tahun silam..
“Sehingga kalau pertemuan pertama setelah satu tahun memiliki inisiatif membangun koalisi memang ada landasannya . Jadi tidak begitu saja kami tutup buku dengan Pak Jokowi kemudian buka lembaran baru dengan Pak Prabowo,” tandasnya.
Setelah proses penjajakan koalisi dengan Jokowi mandek, SBY kini merapat ke kubu Prabowo Subianto. Keduanya telah bertemu selama 1,5 jam di kediaman SBY, Selasa (2/7/2018) malam guna biacara peluang berkongsi di Pilpres 2019. (i/dir)