MIMBAR-RAKYAT.Com (Jakarta) – Pemprov DKI Jakarta meluncurkan program Jak Lingko sebagai transformasi program OK Otrip yang telah selesai diujicoba.
Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta menjelaskan, Jak Lingko merupakan program yang dikembangkan dari OK Otrip yang lebih dulu dilakukan ujicoba. Jak Lingko memiliki jaringan integrasi antarmoda transportasi yang lebih luas dari OK Otrip.
“Alhamdulillah, hari ini bersejarah bagi kita semua di Jakarta, untuk pertama kalinya seluruh operator angkutan kecil bersama dengan Transjakarta menjadi sebuah jaringan yang sama.
Perjalanan percobaan kemarin dengan OK OTrip berjalan baik, sistem terintegrasi. Fase kedua, kita laksanakan dengan sebuah nama yang baru yang mencerminkan integrasi. Kita menggunakan kata Jak Lingko ini menjadi sistem transportasi terintegrasi,” kata Anies di Balai Kota DKI, Senin (8/10).
Anies beralasan, menggunakan nama Jak Lingko agar lebih mudah difahami dan dikenal masyarakat. Jak adalah Jakarta sedangkan Lingko berarti jajaring atau pengintegrasian.
Lingko sendiri telah masuk dalam kosakata baru dalam Bahasa Indonesia yang disepakati oleh Badan Bahasa. Namun, baru akan dipublikasikan pada akhir Oktober 2018 bersama ratusan kosakata baru lain di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menambahkan, Lingko adalah suatu jenis pengairan sawah yang ada di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menggunakan sistem selayaknya jaring laba-laba yang bisa menggambarkan sistem jejaring atau terintegrasi transportasi di Jakarta.
“Kita ingin gunakan kata Lingko ini menjadi sistem transportasi terintegrasi. Bayangannya seperti jaring laba-laba. Jaring laba-laba itu bisa nyambung, dari rute mana pun bisa, dari titik mana pun ke titik mana pun dalam jaringan ini,” ujar Anies.
Kedepan, dengan nama Jak Lingko ini semua moda transportasi di Jakarta bisa saling terintegrasi mulai dari angkutan mikro bus, medium bus, bus besar, TransJakarta, MRT, hingga LRT.
“Kita berharap ini diperluas, bukan saja dengan yang mikro, tapi juga dengan yang medium dan semua antarmoda transportasi di Jakarta,” ucap Anies.
Sebelumnya, melalui Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta dan PT. Transjakarta, Pemprov DKI Jakarta pada Senin lalu (1/10) telah melakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan 11 (sebelas) Operator Transportasi atau Angkutan Bus Kecil.
Penandatanganan MoU tentang Penyedia Jasa Layanan Pengumpan dengan Bus Kecil dalam Program Integrasi Transportasi di Jakarta ini menjadi cikal bakal perluasan OK OTrip yang nantinya juga akan melibatkan moda transportasi berbasis rel, seperti MRT dan LRT.
Tercatat, sejak 1 Januari hingga 5 Oktober 2018 program layanan transportasi massal sebanyak 484 armada bus kecil bergabung, penjualan kartu OK-OTrip sebanyak 96.622 dan telah melayani lebih dari 5 juta pelanggan dengan capaian tertinggi melayani 68.404 per hari. (p/d)