Mimbar-rakyat.com (Jakarta) – Sebanyak 30 orang dinyatakan meninggal dan 6 lainnya hilang akibat banjir dan longsor di Bengkulu, hingga Rabu (1/5). Korban meninggal dunia tertinggi teridentifikasi dari Kabupaten Bengkulu Tengah, yani 24 orang, serta di Kota Bengkulu dan Kepahiang masing-masing 3 orang.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menyampikan bahwa tim SAR gabungan yang dikoordinir oleh Basarnas memfokuskan pencarian korban hilang di Desa Talang Boseng, Susup, dan Kelindang.
Dari hasil penncarian tersebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu mengidentifikasi korban hilang antara lain; Tumini (60/p), Heri Hartanto (l), Halidin (45/l), Kanelo (1,6/l), Yananan dan seorang anak. Bencana ini juga menyebabkan 2 orang luka berat dan 2 lainnya luka ringan.
BPBD Provinsi Bengkulu masih melakukan upaya penanganan darurat seperti pelayanan kesehatan dan distribusi logistik, seperti ke Desa Taba Penyengat, Susup dan Kelindang.
Pengungsian di Kecamatan Air Napal sejumlah 200 jiwa dan Kecamatan Bang Haji di Desa Genting dengan 417 jiwa. BPBD dan dinas terkait terus memberikan pelayanan pengungsi di kecamatan tersebut.
Banjir dan longsor juga mengakibatkan kerusakan di beberapa sector, seperti pemukiman, pendidikan, perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan dan infrastruktur publik. Sementara ini tercatat 554 unit rumah rusak berat (RB), 160 rusak sedang (RS) dan 511 rusak ringan (RR).
Berikut ini rincian kerusakan pascabanjir dan longsor; Bengkulu Tengah (28 RB, 16 RR, 125 terendam), Seluna (10 RB, 30 RR), Kaur (127 RB, 151 RS, 406 RR), Kepahiang (388 RB, 37 RR), dan Rejang Lebong (1 RB, 9 RS, 22 RR).
Fasilitas pendidikan di seluruh wilayah Bengkulu yang terkendala; 7 unit rusak berat dan 1 rusak ringan serta 7 terendam lumpur. Kerusakan fasilitas pendidikan terbanyak berada di Kabupaten Bengkulu Tengah, 4 RB, 1 RR dan 4 terendam. Sedangkan Kaur, 3 RB dan Kota Bengkulu 3 terendam.
Di sektor peternakan sejumlah ternak mati seperti sapi, kerbau, kambing, domba, ayam dan itik dengan jumlah total 857 ekor. Wilayah paling terdampak untuk sektor peternakan berada di Bengkulu Utara dengan total ternak 320 ekor.
Menurut Sutopo, seperti dikutip dari website BNPB, Sekitar 3.000 hektar lahan pertanian mengalami kerusakan. Rincian kerusakan lahan sebagai berikut sawah 2.648,06 ha, jagung 221,59 ha, kacang hijau tanah 8,25 ha, dan kacang hijau 3,25 ha. Sedangkan sektor perkebunan, sejumlah 775 batang sawit terdampak.
Di sektor infrastruktur, jaringan listrik masih dilakukan perbaikan dengan perkembangan pemulihan mencapai 74,28% pada 30 April lalu. BPBD melaporkan gardu distribusi sejumlah 42 unit masih padam dan 2.496 jaringan listrik pelanggan belum menyala.
Total kerugian sementara berdasarkan perhitungan hingga Rabu (1/5) senilai Rp 144 milyar. Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah, mengingat luas banjir dan skala dampak yang ditumbulkan. BPBD masih melakukan pendataan kerusakan akibat dipicu hujan deras di seluruh wilayah Bengkulu 26 April sore hingga 27 April pagi.***(edy)