Mimbar-rakyat.com (Kuningan) – Sejak tahun 2011, setiap tanggal 13 Oktober masyarakat dunia memperingatinya sebagai Hari Tanpa Bra, biasanya diperingati dengan melakukan serangkaian kegiatan seperti keluar tanpa bra, berdonasi dan mengenakan pakaian ungu pada hari itu, namun tidak ada kaitannya dengan kanker payudara.
Tapi sejarah Hari Tanpa Bra muncul untuk meningkatkan kesadaran setiap orang terhadap bahaya kanker payudara. Peringatan ini digelar bertepatan dengan bulan kesadaran kanker payudara setiap Oktober.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kuningan, Dokter bedah Asep Hermana mengungkapkan penggunaan bra tidak ada hubungannya dengan angka kejadian kanker payudara dan tumor jinak payudara.
“Dari beberapa jurnal yang saya telusuri baik dengan penggunaan bra biasa atau pun yang menggunakan kawat ternyata tidak ada hubungannya dengan kanker payudara dan tumor jinak payu dara,” kata Dokter Asep.
Namun dengan menggunakan bra, sambung Dokter Asep, bisa menyokong atau menahan payudara sehingga bisa mengurangi terjadinya pemanjangan yang disebut Ligamentum Cooper, yang berperan atas kenyal dan lunaknya payudara di samping jaringan lemak dan jaringan ikat lainnya.
“Maka kaitannya dengan Hari Tanpa Bra, berdasar beberapa jurnal yang saya baca, tidak ada hubungannya,” jelas Dokter Asep.
Dokter bedah Asep Hermana pun menjelaskan penggunaan Bra yang baik untuk kesehatan payudara, untuk wanita.
“Untuk penggunaan Bra pada masa pertumbuhan itu, harus betul-betul diperhatikan. Jangan sampai penggunaan bra yang salah itu menyebabkan gangguan tumbuh kembang,jadi perempuan remaja,sebaiknya mengecek ukuran secara teratur,” tambahnya.
Cek ukuran
Wanita pada masa awal 14-17 tahun, setiap enam bulan sekali dicek ukurannya apakah ia merasa nyaman atau tidak menggunakan bra.
“Nah patokannya adalah lingkar dada dan ukuran cup yang disesuaikan dengan tubuh masing-masing,sedangkan usia 18 tahun hingga 24 tahun, itu sudah relatif stabil,” ujarnya.
Asep mengatakan, penggunaan bra yang sehat pada ibu hamil, itu tergolong mudah. “Penggunaan bra pada ibu hamil itu, sejalan pada usia kehamilan, tentunya sesuai dengan patokan, yaitu payudaranya tetap tertahan dan ibunya merasa nyaman menggunakannya,” lanjutnya.
Penggunaan bra pada ibu menyusui yang baik adalah menjaga agar bra itu tidak menjadi tempat timbulnya infeksi, karena kita ketahui pada ibu hamil ibu menyusui biasanya tanpa pending di daerah areola.
“Karena kemungkinan ASI itu bisa masuk pada kain dan menimbulkan koloni-koloni bakteri yang lebih mudah berada di sana sehingga koloni bakteri itu akan menginfeksi pada jaringan payudara sehingga payudara mudah mudah meradang dan mudah lecet,” jelasnya.
Dan patokan berikutnya untuk ibu menyusui adalah paling tidak sehari dua kali branya diganti.
“Untuk ibu menyusui saya titip nih agar bentuk payudaranya tetap bagus, caranya yaitu sebaiknya tidak melakukan posisi menyusui dengan badan tidak diganjal oleh bantal, apabila berlangsung terus menerus maka hal itu bisa menyebabkan bentuk payudara memanjang,” jelasnya.
Karena hal tersebut dapat menyebabkan bendungan – bendungan ASI di dalam payudara. “Sehingga menyebabkan bentuk payudara tidak bagus baik,” kata Dokter Asep yang juga pemilik Klinik Metro Kuningan. (dien/arl)