Mimbar-Rakyat.com (Kuningan) – Proyek Revitalisasi Taman Kota Kuningan sebesar Rp20 miliar yang digulirkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, kini akan memasuki tahap II, namun belum lagi diresmikan, beberapa bagian bangunan sudah mulai rusak.
Proyek tersebut berjalan sejak Oktober 2020 dengan rincian anggaran Pemprov Jawa Barat Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp14 miliar dan TA 2021, Rp9,5 miliar serta dari APBD Kuningan 2020 untuk renovasi fasilitas Masjid Syiarul Islam Rp 500 juta.
Rencananya, pada Februari 2021, Taman Kota Kuningan akan diresmikan dengan dihadiri oleh Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.
Hal itu diungkapkan pihak pengembang melalui Management Kontruksi, Toto Suharto. “Revitalisasi Taman Kota sudah selesai, dan rencananya sih soft launching nanti akan diadakan Februari, iresmikan Pemprov Jawa Barat,” ungkapnya.
Namun revitalisasi kawasan itu terkesan dilakukan terburu-buru. Warga Kabupaten Kuningan, Rudi, menyayangkan adanya fasilitas yang ditemukan rusak sebelum diresmikan.
“Kemarin ada lampu di depan Masjid Syi’arul Islam jatuh, terus ubin yang ada di pinggiran trotoar relief sebelah utara rusak. Ngga cuma itu, drainase jalan juga tidak besar dan itu bisa menimbulkan banjir. Terus satu lagi, ada jalan bolong di depan relief, masa belum diresmikan sudah pada rusak,” ujar Rudi, Senin (25/01).
Selain terburu- buru, revitaslisasi Taman Kota Kuningan juga terkesan asal – asalan. Ia menduga pembangunan tersebut tidak sesuai spek yang ada, dan standar finishing yang semestinya.
“Contoh kecilnya seperti, lampu itu pemasangan bautnya paling cuman satu buku, saya kira dijadikan senderan anak kecil juga pada hilang, dan bautnya juga tidak lengkap semuanya. Selanjutnya keramik yang dipasang di trotoar, itu tidak dilapis dengan semen, jadinya mudah copot, dan aspal jalan, yang sudah berlubang,” papar Rudi.
Rudi pun kecewa melihat kondisi demikian, sebab itu merupakan fasilitas pelayanan publik, bila pembangunannya tidak mengedepankan keamanan dan kenyamanan publik, hal itu justru bisa membahayakan para pengunjung.
Rupanya kekecewaan yang sama juga dilontarkan oleh netizen, yang mengaku sempat kesetrum, saat memegang lampu – lampu yang ada di taman kota. “Hati – hati, jaga anak anda, jangan sampai pegang lampu itu, karena setrumnya lumayan. Ini aliran listriknya bocor,” tulis Sutriana Qimunk, dalam Facebook, yang telah dikomentari lebih dari 200 orang.
Tanggapan DPRD
Menanggapi kondisi tersebut, Ketua Komisi III DPRD Kuningan, Dede Sudrajat mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan anggota Komisi III.
“Saya sebagai ketua Komisi III, sangat menyayangkan kondisi bangunan yang belum diresmikan tetapi sudah ada kerusakan. Kami pun akan melakukan Sidak dengan pihak yang bersangkutan bersama Dinas PUTR,” ungkapnya.
“Jangan sampai pembangunan tersebut justru membahayakan para pengunjung. Kami akan menanyakan kepada pihak ketiga kenapa dengan anggaran sebesar itu, kok sudah terjadi kerusakan dan saat proses pembangunan jangan asal – asalan dan bisa membahayakan jiwa para pengunjung nantinya,” paparnya.
Ia pun mewanti-wanti kepada pengembang untuk tidak main-main pada saat proses pembangunan Taman Kota Kuningan.
“Untuk aduan dari masyarakat telah kami evaluasi, hanya saja saat ini sedang WFH, jadi kami menunggu saat yang tepat,” ujarnya. (dien / arl)