Mimbar-Rakyat.com (Kuningan) – PWI Kuningan memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2021 di tengah Pandemi Covid-19 secara sederhana, di antaranya Rabu mengadakan kegiatan bakti sosial berupa donor darah, bekerja sama dengan PMI Kuningan.
Ketua Panitia Hari Pers Nasional 2021 dan HUT ke-75 PWI, Moh Bakri, menyebutkan, calon peserta donor darah lebih dari 50 orang tapi setelah diperiksa oleh PMI Kuningan hanya ada 28 orang yang diperbolehkan menjadi pendonor darah.
“Pelaksanaan donor darah hari ini adalah salah satu rangkaian kegiatan memperingati HPN 2021 dan HUT ke-75 PWI,” katanya.
Selain Bupati Kuningan, nampak hadir Wakil Bupati Kuningan, M. Ridho Suganda, Sekda Dian Rachmat Yanuar dan Kadis Kominfo, Wahyu Hidayah.
Ketua PWI Kuningan, Nunung Khazanah, menjelaskan, agenda HPN itu sendiri di antaranya, ziarah ke makam Ketua PWI Kuningan periode 1980, Budi Soekarno, pada 9 Februari, lalu donor Ddarh 10 Februari dan santunan ke sembilan orang janda anggota PWI dan kaum dhuafa pada 13 Februari.
“Ziarah itu sudah agenda rutin tahunan. Tapi di tahun 2021 ini, Saya ingin ke makam yang lain. Kalau biasanya di Makam Gede Cipicung, tapi tahun ini ziarahnya ke makam yang belum pernah diziarahi, yaitu ke Ketua PWI Kuningan periode 1980, Pak Budi Soekarno di TPU Nusaherang, dan anggota Pak Oyon Sunaryon di TPU Kadugede,”ujar Nunung.
Juga ada sembilan anggota PWI Kuningan yang sudah meninggal, berarti ada sembilan orang janda, untuk itu PWI Kuningan memberikan kaduedeuh berupa beras, uang santunan, dan bingkisan
Dikatakannya, sesuai tema HPN nasional yaitu ‘bangkit dari Pandemi, pemulihan ekonomi dan pers sebagai akselerator perubahan’, diharapkan jurnalis bisa merefleksikan tema tersebut untuk sebuah perubahan. Ketika dimasa pandemi covid-19 banyak sektor yang terpuruk, maka jurnalis pun harus bisa bangkit dan ikut membantu masyarakat serta pemerintah dalam pemulihannya.
“Semua sektor terdampak, termasuk jurnalis. Tapi ketika jurnalisnya ikut terpuruk dan tidak mau bangkit, maka siapa yang akan ikut membantu memulihkan sektor perekonomian yang terpuruk tersebut. Maka jurnalis lah yang harus siap menjadi salah satu akselerator perubahan,” katanya. (dien / arl)