Mimbar-Rakyat.com (Kuningan) – Fenomena pembelian ratusan motor dan puluhan mobil usai pembebasan lahan Desa Kawungsari, rupanya dianggap wajar oleh Bupati Kuningan, sementara salah seorang ekonom, Heni Susilawati, mengimbau agar warga menggunakan skala prioritas.
Saat ditemui usai peresmian gedung baru BPN, Bupati Kuningan H Acep Purnama mengatakan hal itu masih wajar, selama tidak digunakan untuk kebutuhan konsumtif.
“Saya rasa itu mah hak mereka, tapi saya sebagai kepala daerah mengingatkan untuk tidak berlebihan menggunakan dana – dana pembayaran relokasi itu,”ujarnya, Selasa.
Ia pun menganjurkan agar dana tersebut untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, dan ditabung. “Bila saat ini banyak yang membeli motor dan mobil, itu hal wajar bila hanya Rp. 10 juta hingga Rp. 15 juta, untuk memperlancar transportasi tapi saya peringatan pergunakanlah bukan untuk hal yang konsumtif,”katanya.
Sementara itu, Dosen Prodi Management Fakultas Ekonomi Uniku, Heni Susilawati mengungkapkan pandangannya soal fenomena pembelian ratusan kendaraan warga Desa Kawungsari.
“Saya turut gembira mendengar kabar tersebut, artinya masyarakat mempunyai kemampuan ekonomi untuk membeli kendaraan di tengah kondisi saat ini,” jelasnya.
Kemudian yang lainnya, lanjut Heni, dengan diterimanya ganti untung pemerintah, warga sebaiknya memperhatikan kehidupan selanjutnya.
“Jangan sampai hari ini euforia , setelah itu kebingungan. Tapi saya percaya warga Desa Kawungsari sudah mempunyai skala prioritas dengan menyiapkan investasi yang produktif untuk kehidupan mereka selanjut,” tuturnya.
Tak hanya itu, Demisioner Ketua KPU Kuningan ini, percaya warga Desa Kawungsari telah mendahulukan kebutuhan utama mereka. “Saya percaya mereka telah mendahulukan kebutuhan utama mereka seperti membayar kewajiban – kewajiban kepada pihak ketiga sudah selesai,” tuturnya.
Heni berharap dengan pembelian kendaraan tersebut mampu dioptimalkan untuk kegiatan produktif di masa yang akan datang. “Di luar itu, semoga tumbuh kegiatan ekonomi produktif, dengan adanya fenomena tersebut,” ujar Heni yang juga penganut gaya hidup ramah lingkungan ini.
Sebelumnya Kepala Desa Kawungsari, Kusto, mengatakan, sekitar 386 bidang tanah beserta bangunan milik warga yang dibeli pemerintah. “Dari 386 bidang yang baru cair sekitar 279 bidang, dengan nilainya Rp. 149 miliar. Sisanya masih menunggu pembayaran karena ada beberapa hal yang masih belum lengkap berkasnya,” ujarnya.
Kusto menerangkan uang ganti itu sebesar Rp 150 juta. Sedangkan yang paling banyak ada hampir mencapai 1,6 miliar. “Nah untuk saya sendiri sebesar Rp 700 juta, tapi saya termasuk yang belum cair uangnya,” ujarnya.
Proses pencairan uang ganti untung sendiri ditargetkan rampung sebelum bulan Juli 2021 nanti. Pasalnya di bulan itu, Bendungan Kuningan mulai akan diisi air dan warga Kawungsari harus pindah ke tempat relokasi yang sudah disediakan.
Sebelumnya diberitakan warga Desa Kawungsari membeli lebih dari 300 unit sepeda motor dan 30 mobil yang dibeli warga secara tunai. (dien / arl)