Thursday, December 12, 2024
Home > Berita > Belajar di Thailand, Budi Petani Karangtawang Tularkan Ilmunya

Belajar di Thailand, Budi Petani Karangtawang Tularkan Ilmunya

Mimbar-Rakyat.com (Kuningan) – Salahsatu profesi tertua pada masa peradaban manusia adalah petani. Petani memiliki peran penting dalam merubah pola hidup, mulai dari hidup berpindah – pindah (nomaden) hingga menetap untuk mengolah sawah atau kebun.

Revolusi Agraria, pertama kali terjadi pada sekitar tahun 10.000 SM di daerah Timur Tengah dan terus meluas ke berbagai penjuru dunia, adalah suatu pencapaian akbar bagi kalangan Bani Adam.

Namun sayangnya, regenerasi profesi petani saat kini mulai melambat, terutama di Kabupaten Kuningan, hal itu diungkapkan oleh Wakil Bupati Kuningan, H M Ridho Suganda, beberapa waktu yang lalu di Desa Ciangir. Sebagai tokoh milenial, Ridho pun mendorong agar generasi 4.0, tidak gengsi untuk menjadi seorang petani.

Hal serupa dikatakan oleh Petani asal Karangtawang, Budiawan Syah (47 tahun) yang sudah mulai bertani sejak usia 35 tahun. Menurutnya Indonesia bukan hanya lahan pertanian yang kian berkurang, namun SDM yang mengolah tani pun kian berkurang. Atas keprihatinan itulah, Budiawan pun memberanikan diri menjadi petani, meski memiliki latar belakang sebagai seorang Akuntan. “Latar belakang Saya dahulu lulusan Akuntasi, sempat bekerja sebagai konsultan dan arsitek, setelah itu masuk ke Pasar Induk Caringin, kemudian bermain importir, setelah itu baru turun ke gress road,”ungkap lulusan STMIK Mardira Indonesia Bandung, pada Rabu (2/6/2021).

Di tahun 2008, Ia turun sebagai petani holtikultura, yakni tanaman kebun, seperti palawija, sayuran di Garut . “Kemudian Saya pindah ke Kuningan, dan dimintai tolong oleh Kepala Desa saat itu, untuk beralih ke pangan seperti beras, karena ada sawah yang bermasalah dari unsur hara, maka Saya mengolahnya,”terang Budi.

Diakuinya kini Budi yang masuk dalam Kelompok Tani Mandiri, lebih memilih untuk mengolah sawah yang bermasalah dibandingkan dengan miliknya. “Iya punya saya mah, tidak bermasalah sebab kesuburuan tanahnya stabil. Sedangkan saat ini saya mengolah punya orang dengan luas 7000 meter persegi, karena sawah di sini butuh perhatian khusus,”terangnya yang pernah melakukan kunjungan kerja ke Thailand pada tahun 2019.

Budi menuturkan saat itu, pihaknya mewakili Kabupaten Kuningan bersama tiga orang lainnya, yang dibiayai oleh Pemprov Jabar. “Dari kunker selama empat hari, Saya belajar pengolahan Tani di sana ditangani dengan tekhnologi dan permesinan yang modern. Dan yang paling penting adalah dalam mekanisasi pertaniannya,”ujar Budi.

Dikatakan Budi dengan tekhnologi yang memadai pertanian padi di Thailand mampu panen 1-5 kali dalam setahun. Sedangkan di Indonesia hanya 1-2 kali panen per tahun.

“Yang uniknya lagi, tanah Indonesia itu begitu subur, dibandingkan dengan di Thailand. Di sana benihnya sendiri ditanam di atas Cacing tanah, hal itu karena kurang kesuburan tanahnya, “katanya.

Selain itu, lanjut Budi, curah hujan yang rendah di Thailand pun menjadi kendala. Nah untuk mengatasi hal itu, Thailand membuat divisi hujan untuk menurunkan air dari langit. “Karena curah hujan yang rendah mereka sampai membuat divisi hujan, untuk membuat hujan buatan, dengan membuat embung seluas 2,5 hektar, dan membeli 40 unit pesawat, jadi hujan didorong oleh pesawat agar jatuh ke dalam embung,”paparnya

Sebagai Petani, Budi meyakini Indonesia mampu menyaingi ketinggalannya, apabila seluruh stakeholder saling membantu dan pemikirannya dirubah. “Di sawah itu potensinya banyak, sebab pangan itu ada kebutuhan pokok yang wajib disediakan, kecuali nanti ada beras sintetis. Maka saat ini mindsetnya harus dirubah. Luar negri sendiri profesi petani begitu dihargai, di Amerika saja untuk mengolah pertanian menggunakan tekhnologi 6.0,”terang Budi.

Di sana apabila ada sawah yang membutuhkan air, maka hal itu hanya dikontrol oleh drone dan sensor. “Jadi jauh sekali, seluruh kebutuhan pertanian begitu disokong juga dengan kemajuan tekhnologi dan pemerintahnya begitu mendukung, semoga di Indonesia, pemerintahnya juga bisa saling support dengan sungguh – sungguh,”tambah Budi. (Dien)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru