Thursday, December 12, 2024
Home > Berita > Bisnis Aquascape di Masa Pandemi, Raup Omzet Ratusan Juta

Bisnis Aquascape di Masa Pandemi, Raup Omzet Ratusan Juta

Mimbar-Rakyat.com (Kuningan) – Setahun lebih pandemi Covid-19 melanda Indonesia, aktivitas masyarakat di luar untuk bercengkerama bersama teman atau keluarga masih terbatas. Dengan adanya keterbatasan itu, kini hobi aquascape menjadi sarana hiburan yang paling jitu untuk mengusir kepenatan di rumah.

Ketertarikan masyarakat meningkat sejak adanya Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB). Aquascape sendiri merupakan seni mengatur tanaman, air, batu, karang, kayu, dan yang lainnya di dalam media kaca atau akrilik, berbentuk kotak kaca mau pun bentuk lainnya yang seperti akuarium sesuai dengan estetika.

Aquascape tidak hanya memelihara ikan tapi juga memelihara semua komponen yang ada di dalam akuarium, dengan berbagai pendekatan dan ketelitian.

Salahsatu Aquascaper Yadi Juharyadi mengatakan hobi aquascape sebenarnya sudah lama ada di Indonesia, namun karena adanya pandemi Covid-19 hobi tersebut menjadi tren kembali. “Sebenarnya sudah lama, mungkin banyak orang yang jenuh, akibat Covid-19, terus WFH jadinya hits lagi,”terang Yadi yang juga menjabat Kepala Desa Darma, Kabupaten Kuningan,Kamis (3/6/2021).

Dikatakan Yadi, mesti terlihat sederhana namun dalam pembuatan aquscape dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran agar menampilkan pemandangan alam yang bisa menyejukan mata di rumah. “Sangat mudah, hanya perlu ketelatenan dan kesabaran, yang paling penting adalah tehnik penggantian air, yakni jangan terlalu sering karena hal itu biasanya berpengaruh terhadap suhu PH dan oksigen di dalamnya, ya sebaiknya dua sampai tiga bulan sekali,”papar Yadi.

Dikatakan Yadi, untuk tekhnik pencahayaan sebaiknya menggunakan lampu led agar pemakaian listrik bisa lebih hemat dan indah dipandangnya. “Dan memakai tabung CO2 agar rumput bisa bernafas di malam hari. Nah untuk pembuatan tabung sirkulasi CO2, Saya biasa membuatnya dari soda kue dan citrun yang dimasukan ke dalam tabung yang berbeda, yang diisi selama satu bulan sekali,”jelas Yadi.

Selama menggeluti hobi aquascape rupanya Yadi telah menjual 30 unit produk aquascape buatannya, dari berbagai ukuran. Yadi sendiri trlah menyukai pertukangan sejak tahun 1984.

“Alhamdulillah, meski hanya jadi hobi saja tapi di masa pandemi Covid-19, banyak yang memesan. Sekitar 30 unit, berbagai ukuran,yakni 10 unit ukuran panjang dua meter seharga Rp. 10 Juta,sisanya yang harga Rp. 1 juta ke bawah, dengan berbagai macam bahan ada yang menggunakan kayu jati dan kayu,”jelas Kuwu Yadi.

Meski masih sekadar hobi saja, Yadi sudah dikenal di kalangan Aquascaper. “Ngga dijual secara gencar, ya paling dari mulut ke mulut atau orang yang main ke rumah saja. Dan untuk penjualannya sudah sampai ke sukabumi dan sekitar kuningan,”terangnya.

Hal yang cukup menantang dalam menggeluti hobinya, adalah memelihara ikan discus, sebab ikan discus sangat sensitif terhadap zat – zat yang ada. “Ini tadinya 28 jadi tinggal empat, harganya juga masih mahal, yang kecil saja sekitar Rp. 300 ribu,pernah saya beli sepasang untuk kembangbiak, seharga Rp. 3 juta, tapi mati semua,”ujarnya.

Maka dari itu, untuk merawat ikan yang terkenal dengan Dori dalam cinema animasi “Nemo” Yadi sangat menjaga ph air dan suhu air. “Ya Kesulitannya pada ph air dan suhu, jadi ikan discus sangat sensitif terhadap zat-zat yang ada di dalam air, seperti pupuk dll,”tutupnya. (Dien)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru