Mimbar-Rakyat.com (Jenin) – Kekerasan pecah ketika pasukan Israel memasuki desa untuk menghancurkan kediaman seorang pria yang mereka tuding sebagai “teroris”. Israel secara teratur menghancurkan rumah-rumah individu yang mereka tuding telah melakukan serangan terhadap Israel.
Mengutip Arab News, laporan dari Jenin, wilayah Palestina menyebutkan; Pasukan Israel telah menembak mati seorang warga Palestina berusia 17 tahun saat bentrokan di Tepi Barat, ketika tentara Israel pada hari Senin (14/2) menyatakan melakukan operasi untuk menghancurkan rumah “teroris” yang dicurigai melancarkan serangan baru-baru ini.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, Mohammed Abu Salah tewas di desa Silat al-Harithiya di dekat kota Flashpoint Jenin, Tepi Barat yang diduduki Israel. Sementara tentara Israel dalam sebuah pernyataan menyatakan, pasukannya bersama dengan polisi perbatasan telah memasuki desa “untuk menghancurkan kediaman di mana teroris Muhammad Jaradat tinggal.”
Dikatakan Jaradat dan yang lainnya telah melakukan penembakan fatal baru-baru ini terhadap seorang pemukim Yahudi di Tepi Barat.
Pihak tentara mengatakan “kerusuhan kekerasan” melanggar menjelang pembongkaran yang direncanakan, “dengan partisipasi ratusan warga Palestina,” beberapa di antaranya melemparkan bahan peledak kepada pasukan Israel.
“Pasukan mengidentifikasi sejumlah perusuh bersenjata, dan menembaki mereka untuk menetralisir ancaman,” kata pernyataan militer tanpa berkomentar langsung pada kematian remaja.
Israel secara teratur menghancurkan rumah-rumah individu yang dikatakan telah melakukan serangan terhadap Israel, di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Sekitar 475.000 pemukim Yahudi tinggal di Tepi Barat, bersama sekitar 2,9 juta warga Palestina, dalam komunitas secara luas dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional. Homesh adalah salah satu pemukiman yang menurut Israel tidak sah.
Pemukiman itu telah dievakuasi oleh pasukan Israel pada 2005 tetapi pemukim tetap terus beroperasi di sana, memicu ketegangan dengan Palestina. Israel telah menduduki Tepi Barat sejak perang enam hari 1967.***(edy)