Thursday, December 12, 2024
Home > Berita > Presiden Jokowi nilai Syafii Maarif seorang guru bangsa, Buya titipkan dua pesan

Presiden Jokowi nilai Syafii Maarif seorang guru bangsa, Buya titipkan dua pesan

Presiden Joko Widodo melaksanakan salat jenazah atas wafatnya Buya Syafii Maarif di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Jumat, 27 Mei 2022. (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr)

Mimbar-Rakyat.com (Yogyakarta) – Presiden Joko Widodo menyebut sosok Buya Syafii Maarif sebagai guru bangsa yang hidup dalam kesederhanaan. Demikian disampaikan Presiden Jokowi usai bertakziah dan menyampaikan belasungkawa secara langsung atas wafatnya almarhum di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Jumat, 27 Mei 2022.

“Beliau adalah kader terbaik Muhammadiyah yang selalu menyuarakan tentang keberagaman dan selalu menyuarakan tentang toleransi umat beragama dan beliau juga selalu menyampaikan pentingnya Pancasila bagi perekat bangsa,” ucap Presiden saat menyampaikan sambutan dalam prosesi penghormatan terakhir bagi almarhum, seperti dikutip dari website resmi Presiden RI, presidenri.go.id.

Presiden mengajak masyarakat Indonesia untuk mendoakan almarhum agar mendapat tempat terbaik di sisi Allah Swt.

“Kita semua adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya lah kita akan kembali. Mari kita berdoa bersama semoga almarhum Buya Syafii Maarif diberikan tempat yang terbaik disisi-Nya dan diampuni segala dosa-dosanya, aamiin ya rabbal alamin,” ujar Presiden.

Tiba di lokasi sekitar pukul 15.05 WIB, Presiden langsung menunaikan ibadah salat asar berjemaah. Setelahnya, Presiden melakukan salat jenazah berjemaah dengan imam Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Presiden Jokowi juga mengikuti prosesi penghormatan terakhir bagi almarhum.

Selanjutnya, Presiden Jokowi berpamitan dengan istri almarhum, kemudian turut mengantarkan jenazah keluar masjid menuju mobil jenazah. Setelahnya, Presiden bersama dengan rombongan menuju Pangkalan TNI AU Adi Sutjipto untuk kembali ke Jakarta.

Turut mendampingi Presiden saat bertakziah yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Pesan Buya

Buya Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif wafat pada hari Jumat  tgl 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Demikian laporan website  website  Muhammadiyah, muhammadiyah.or.id.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 1998-2005 itu menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, Buya Syafii sudah selama hampir sebulan dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping, setelah sebelumnya sempat kembali ke rumah, kemudian masuk ke rumah sakit lagi dua minggu yang lalu.

Jumat kemarin, seperti biasa, Haedar menjalankan kegiatannya sehari-hari. Dia berencana bertolak ke Bandung, namun dalam perjalanan Haedar mendapatkan telpon dari Direktur PKU Muhammadiyah Gamping bahwa kondisi Buya Syafii sapaan akrab Ahmad Syafii Maarif itu kritis. Mendengar kabar tersebut, Haedar kembali menuju ke Yogyakarta dan langsung ke RS PKU Muhammadiyah Gamping.

“Sempat sekitar setengah jam menemani beliau sampai beliau dipanggil Allah. Karena itu, kami Muhammadiyah dan bangsa Indonesia tentu saja berduka atas kehilangan bapak bangsa yang melintasi, milik semua orang, tokoh yang humanis, tulus, dan pemikiran-pemikirannya sangat luas wawasan dan melampaui,” ungkap Haedar, Jumat (27/5).

“Jumat lalu saya juga sempat menemani di sini, semalam sebenarnya beliau ya masih baik tetapi kondisi pernafasannya terkait jantung lalu ditangani oleh dokter. Tadi pagi sekitar jam setengah tujuh masih bisa berkomunikasi, sarapan pagi seperlunya tapi sekitar setengah delapan beliau kritis sampai jam 10.15,” katanya.

Penanganan yang dilakukan oleh dokter, lanjut Haedar, sudah maksimal bahkan berkoordinasi beberapa hari ketika masuk kembali ke RS PKU Muhammadiyah Gamping, juga berkoordinasi dengan tim dokter kepresidenan atas instruksi Presiden RI, dan dipandang bahwa penanganan di RS PKU Muhammadiyah Gamping sangat lengkap dan mencukupi sehingga terintegrasi ke tim dokter juga.

“Tiga hari yang lalu saya kesini juga beliau masih bisa ngobrol dengan bagus tetapi memang pernafasannya berat,” ujar Haedar.

Dalam kondisi sakit, Buya Syafii sempat menitipkan dua pesan kepada Haedar. Pertama, Buya Syafii selalu mengingatkan agar selalu menjaga keutuhan bangsa, keutuhan Muhammadiyah, dan keutuhan umat Islam. Kedua, tidak seperti biasanya saat kunjungan tersebut Buya Syafii meminta untuk melakukan doa bersama.

“Tidak biasanya buya itu kan orangnya santai gitu biarpun kami selalu ketika menjenguk orang sakit kewajiban kami mendoakan beliau malah yang meminta sendiri untuk mendoakan beliau sehingga kami berdoa bersama beliau,” terangnya.

“Saya menyaksikan air matanya berlinang dan itulah percakapan kami yang terakhir. Satu hari sebelum ini itu saya ber-WA, beliau menjawab bahwa saya sudah menerima keadaan ini dan dengan pasrah dan kami percaya dengan tim dokter RS PKU Muhammadiyah Gamping,” kata Haedar.***(edy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru