Wednesday, December 11, 2024
Home > Berita > Angin Kencang di Karimun, Dua Petugas Tewas dan 43 Rumah Rusak

Angin Kencang di Karimun, Dua Petugas Tewas dan 43 Rumah Rusak

Kondisi kerusakan rumah setelah diterjang angin kencang di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (20/7). (Foto : BPBD Kabupaten Karimun)

Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Dua petugas keamanan industri perkapalan tewas terkena reruntuhan bangunan pos sekuriti yang roboh diterjang angin kencang saat cuaca ekstrim terjadi di Desa Pangke, Kecamatan Meral barat, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (20/7).

Bnpb.go.id melaporkan, selain di Desa Pangke, fenomena yang serupa juga terjadi di Desa Pongkar, Kecamatan Tebing. Cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan disertai angin kencang itu telah merusak 43 unit rumah, 4 unit di antaranya mengalami rusak berat.

Data visual yang diterima Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karimun, rumah milik 43 KK mengalami kerusakan di bagian dinding hingga atap. Beberapa rumah bahkan roboh hingga rata dengan tanah di tempat musibah tersebut.

Sebagai bentuk upaya percepatan penanganan pascabencana tersebut, BPBD Kabupaten Karimun bersama instansi terkait telah turun ke lokasi terdampak untuk asesmen dan membantu pemulihan serta pembersihan puing bangunan.

Cuaca berawan hingga hujan ringan masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Karimun pada Kamis (21/7) hingga malam nanti, sebagaimana menurut prakiraan cuaca oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

BNPB mengimbau seluruh pemangku kebijakan di daerah bersama masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Upaya mitigasi seperti pemangkasan ranting dan cabang pohon, pemantauan dan penertiban baliho atau papan reklame, penguatan struktur bangunan rumah dan gedung, penataan kembali kabel listrik dan jaringan komunikasi serta memberikan sosialisasi kepada masyarakat dapat dilakukan secara berkala.

Di samping itu, untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi lainnya seperti banjir dan tanah longsor, maka upaya mitigasi seperti normalisasi sungai, susur sungai, pembersihan sungai dari sumbatan sampah, sosialisasi kepada masyarakat dan memantau perkembangan cuaca agar dilakukan secara rutin.***(edy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru