Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Bakal calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto memuncaki elektabilitas dari kalangan pemilih generasi milenial dan generasi Y madya. Adapun yang dimaksud generasi milenial ialah mereka yang kini berusia 26-33 tahun.
Sedangkan generasi Y madya berusia 34-41 tahun. Di kalangan pemilih milenial, elektabilitas Prabowo mencapai 28 persen dan disusul bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo di posisi berikutnya.
“Dalam soal pilihan presiden, Prabowo mendapat suara terbanyak, yakni 28 persen. Ganjar mengikuti pada posisi kedua dengan 21,3 persen,” demikian menurut Litbang Kompas, dikutip dari Harian Kompas, Rabu (4/10/2023).
Sedangkan bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan berada di posisi ketiga dengan tingkat elektabilitas sebesar 11,8 persen.
Responden juga menyatakan memilih sosok lainnya 11,8 persen dan tidak menjawab atau rahasia 27,1 persen. Prabowo juga tercatat unggul di kalangan pemilih generasi Y madya.
Elektabilitas Prabowo di kelompok pemilih ini mencapai 28,1 persen dan ada Ganjar di posisi berikutnya dengan persentase mencapai 23,8 persen.
Sementara Anies berada di tempat ketiga dengan proporsi pilihan sebesar 13,6 persen.
Terdapat responden yang menyatakan memilih lainnnya 8,9 persen dan rahasia 25,6 persen. Di kalangan pemilih generasi Z atau yang saat ini berusia 17-25 tahun, elektabilitas Prabowo masih kalah dengan Ganjar.
Elektabilitas Ganjar tercatat lebih unggul dari Prabowo dan Anies dengan proporsi pilihan mencapai 31 persen. Sementara elektabilitas Prabowo mencapai proporsi pilihan sebesar 28,2 persen, atau terpaut 2,8 persen dari Ganjar yang berada di posisi pertama.
Berikutnya, ada Anies pada urutan ketiga teratas dengan persentase 8,2 persen.
Dari responden generasi Z, terdapat yang tidak menjawab atau rahasia sebanyak 22,7 persen dan lainnya 9,9 persen. Adapun survei periodik ini digelar melalui wawancara tatap muka yang diselenggarakan Litbang Kompas pada 27 Juli-7 Agustus 2023.
Sebanyak 1.364 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian lebih kurang 2,65 persen. (ds/sumber Kompas.com)