Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengklaim tidak ada data sensitif yang berpotensi terdampak setelah adanya dugaan peretasan situs kementerian.
“Kemhan ingin menegaskan bahwa meskipun situs Kemhan memuat sejumlah data, namun tidak ada data sensitif yang berpotensi terdampak,” kata Karo Humas Setjen Kemhan Brigjen Edwin Adrian Sumantha dalam keterangan tertulis, Jumat (3/11).
Dia mengatakan saat ini Kemhan telah menurunkan Tim Tanggap Insiden Keamanan Komputer (Computer Security Incident Response Team/CSIRT) untuk mendalami dugaan peretasan itu. Tim juga memastikan keamanan jaringan data dan internet di lingkungan Kemhan.
Edwin menjelaskan sebagai langkah preventif dan asesmen, situs Kemhan dinonaktifkan sementara.
“Hal ini dilakukan agar tim CSIRT dapat menyelidiki dugaan peretasan data dengan lebih mendalam dan mengidentifikasi akar permasalahannya,” katanya.
Ia menegaskan Kemhan berkomitmen segera menghidupkan kembali situs setelah kegiatan asesmen selesai dan keamanan jaringan terverifikasi. Edwin menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami warga yang ingin mengakses informasi.
Selain itu, kata Edwin, Kemhan juga akan mengevaluasi menyeluruh sistem keamanan untuk mengantisipasi dan mencegah potensi kebocoran data di masa depan.
Dugaan peretasan ini mulanya berawal dari informasi salah satu akun X (Twitter). Akun itu mengunggah cuitan soal klaim hacker meretas Kemhan.
Menurut akun tersebut, hacker itu menunggah pesan di pasar gelap, menawarkan untuk menjual dokumen rahasia dan sensitif situs web Kemhan, serta akses admin.
“Sebagai buktinya, peretas membagikan tangkapan layar dan menegaskan bahwa server tersebut berisi sekitar 1,64TB data. Analisis tangkapan layar tidak menutup kemungkinan bahwa peretas mengakses situs web tersebut,” tulis akun tersebut. (ds/sumber CNNIndonesia.com)