Mimbar-Rakyat.com) (Jakarta) – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan hanya ada satu rumah sakit di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Itu pun berstatus tipe D.
Dia akan mendorong Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan status RSUD Dekai, sebagai satu-satunya RS di Kabupaten Yahukimo. Ia juga meminta RS tersebut dapat ditingkatkan sarana maupun tenaga kesehatannya.
“Saya juga minta peningkatan kelas rumah sakit karena itu baru tipe D. Masa satu-satunya rumah sakit di kabupaten, tipenya hanya D. Nanti saya akan koordinasikan dengan Kementerian Kesehatan,” ucap Muhadjir dalam keterangannya, Sabtu (11/11).
Kemenkes memiliki kategorisasi tiap kelompok rumah sakit umum dan khusus, yakni tipe A, B, C hingga D. Nah, RSUD Dekai di Yahukimo kini masih tipe D.
Selain mendatangi RS, Muhadjir turut meninjau penanganan korban bencana tanah longsor dan kelaparan di Kabupaten Yahukimo.
“Saya sudah ke sana, penanganannya sudah bagus, baik yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten maupun provinsi, dan juga bantuan-bantuan yang datang dari pusat,” ujar Muhadjir.
Pemerintah Kabupaten Yahukimo telah menetapkan “Status Tanggap Darurat Tanah Longsor” di Distrik Anggruk dan Distrik Panggema, serta bencana kelaparan di Distrik Amuma selama 21 hari sejak 12 Oktober hingga 1 November 2023.
Pemkab Yakuhimo melaporkan lebih dari 14 ribu penduduk terdampak bencana tersebut. Sedangkan, 22 penduduk meninggal dunia dengan rincian 11 orang dewasa dan 11 orang anak-anak, yang tersebar pada 13 kampung di Distrik Amuma sejak Februari hingga Oktober 2023.
Muhadjir mengatakan para korban yang terdampak bencana telah dibawa ke rumah sakit untuk ditangani lebih intensif. Ia menyampaikan upaya tindak lanjut pasca pengiriman bantuan akan dilakukan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali.
Dalam jangka pendek, ia memastikan akan dibangun lumbung sosial yang akan ditindaklanjuti oleh Kementerian Sosial. Sementara itu, BNPB akan menindaklanjuti tahap rehabilitasi dan rekontruksi rumah terdampak.
Sedangkan, Muhadjir juga menerangkan upaya jangka panjang akan dilakukan dalam bentuk penyediaan varietas pangan dengan karakteristik lokal yang tahan terhadap cuaca ekstrem.
“Harus ada solusi permanen, terutama untuk bencana kelaparan. Solusi permanen itu akan difokuskan untuk mengenalkan teknologi tepat guna di sektor pertanian, namun tetap mempertahankan kearifan lokal,” imbuh Muhadjir. (ds/sumber CNNIndonesia.com)