Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun menyebut pelatihan pers kampus PWI- LSPR Institute, merupakan upaya mengenang dan mewarisi spirit jurnalistik Adinegoro.
Melalui pelatihan mahasiswa dapat belajar dan mengembangkan potensinya menjadi wartawan profesional dan menghasilkan karya jurnalistik berkualitas, katanya di Jakarta, Sabtu
“Manfaatkan pelatihan ini, belajar dan meningkatkan keterampilan jurnalistik agar bisa membuat karya berkualitas di berbagai platform pers kampus,”ujar Hendry Ch Bangun saat membuka pelatihan yang diikuti sekitar 100 peserta dari berbagai kampus di Jabodetabek.
Mengambil tempat di Prof. Dr. Djausman Auditorium & Performance Hall, Kampus B LSPR Institute, Sudirman Park, Jakarta, Pelatihan Pers Kampus PWI-LSPR merupakan salah satu rangkaian dengan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024. Acara puncak Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024 akan dilaksanakan di Jakarta pada 15 Januari 2025.
Dekan Fakultas Komunikasi LSPR Institute, Dr Sri Ulya Suskarwati, MSi menyambut hangat kolaborasi LSPR Institute dengan PWI Pusat yang telah terjalin sejak beberapa tahun lalu.
Ia mengatakan, LSPR Institute pernah memberikan program bea siswa kuliah di LSPR untuk keluarga besar PWI.
Saat ini, tambahnya, dalam rangka perayaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024, PWI bekerja sama LSPR Institute akan memberikan penghargaan khusus pers kampus. Event ini dinamakan Anugerah LSPR Award 2024 Menuju Pers Kampus Berkualitas.
Karir jurnalistik Adinegoro juga bersemai dari kampus. Saat kuliah di Fakultas kedokteran STOVIA, Adinegoro gemar menulis artikel di surat kabar.
Begitu jatuh cintanya pada dunia jurnalistik, Adinegoro selanjutnya memilih berhenti kuliah kedokteran dan memperdalam ilmu jurnalistik di Jerman.
Perintis jurnalistik
Adinegoro, Pemimpin Redaksi “Pewarta Deli” di Medan adalah wartawan yang luar biasa dan perintis Jurnalistik di Indonesia. Adinegoro juga penulis buku, di antaranya bukunya yang berjudul “Falsafah Ratu Dunia” serta “Publisistik dan Jurnalistik” yang pernah jadi bacaan wajib mahasiswa ilmu komunikasi di Indonesia.
Ketum PWI Pusat Hendry Bangun mengenang kehebatan Adinegoro sebagai Pemimpin Redaksi Pewarta Deli —Salah satu surat kabar terbesar di Medan.
Hendry menyebut surat kabar bisa berkembang baik di Medan karena pada masa Hindia Belanda banyak orang asing mengunjungi kota tersebut. Maklum, Sumatera Utara daerah subur dan hasil perkebunannya berupa Tembakau Deli dan kelapa sawit terkenal sampai benua Eropa.
Hendry Bangun menambahkan, kehebatan Adinegoro sebagai wartawan, pengelola media cetak dan menghasilkan karya-karya jurnalistik berkualitas hendaknya menjadi inspirasi bagi para mahasiswa, peserta pelatihan dalam mengelola pers kampus di tempatnya masing-masing.
Pelatihan Pers Kampus PWI-LSPR menampilkan pemateri para wartawan andal di bidang masing-masing, yakni penulisan features oleh Raymundus Rikang (Jurnalis Tempo desk Investigasi); Foto Jurnalistik oleh Oscar Motuloh (Empuh Fotografi Indonesia) dan Produksi Video oleh Merdi Sofansyah (Wartawan TVONE yang pernah meliput Perang Irak selama sebulan).
Mereka semua pernah menerima penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro, kecuali Oscar Motuloh karena dia sering menjadi juri sehingga tak diperkenankan ikut lomba Adinegoro.
Di akhir sesi pelatihan, Dekan Fakultas Komunikasi LSPR Institute Sri Ulya Suskarwati dan para pemateri pelatihan turut memberikan motivasi kepada peserta agar mahasiswa dapat mempraktikkan ilmu jurnalistik yang diperolehnya saat pelatihan dalam mengelola pers kampus.
“Kalau kata anak jaman sekarang, materinya (pelatihan—Red) daging semua. Kontennya bermutu dan bermanfaat,” ujar Emilya Setyaningtyas, Head Communication & Reputation Department LSPR Institute.
Pantas, hingga akhir sesi pelatihan tak ada peserta yang meninggalkan tempatnya. Itu sangat membanggakan bagi Ketua Panitia Pelaksana Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024, Dr. Artini. “Saya bangga, mereka amat antusias,” kata Artini. (ril / him)