Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Pondok Pesantren Babussalam di Cimanggis, Depok, mendapat mu’adalah (akreditasi) dari Islamic University of Madinah (Universitas Islam Madinah) pada 7 November 2024.
“Alhamdulillah kita mendapatkan akreditasi dari Universitas Islam Madinah. Saya berterima kasih kepada semua yang selama ini sudah bekerja keras memajukan pondok pesantren ini,” kata pendiri Ponpes Babussalam, Ibu Ellya Umar Bakar.
Ellya menjelaskan Sabtu, pihak Ponpes Babussalam sudah bertahun-tahun menunggu adanya pengakuan dari pihak yang berkelayakan dalam menguji kelaikan pondok pesantren.
“Beberapa tahun lalu kami mendengar adanya kunjungan syaikh ke Indonesia untuk menilai Ponpes dan memberikan pengakuan bila memenuhi persyaratan,” kata Ellya yang juga sebagai pengawas Yayasan Babussalam.
“Kami berusaha mendapatkan jadwal kunjungan dan akhirnya syaikh datang. Kami menyiapkan banyak persyaratan dan harus merevisinya beberapa kali. Kami membentuk tim khusus untuk merevisi persyaratan itu,” tambah Ellya.
“Setelah menunggu bertahun-tahun, akhirnya pengakuan atau akreditasi itu datang juga. Alhamdulillah. Semoga Babussalam lebih bermanfaat dan lebih Amanah mendidik generasi Rabbani,” ujar Ellya.
Ellya menambahkan, Yayasan Babussalam As-Sunnah yang berdiri pada 2012, kini memiliki lahan untuk gedung SMP dan SMA reguler plus masjid seluas 5000 meter persegi.
Kemudian ada juga bangunan untuk Tingkat SMP tahfidz 600 meter, untuk TKQ dan SDTQ 1000 m, SMTQ 1200 meter persegi.
Saat ini jumlah pelajar tingkat SMP dan SMA regular di Ponpes Babussalam di Jalan Swadaya 3 No 41 Mekarsari, Lec Cimanggis, Kota Depok itu, sebanyak 300 orang, SMP tahfidz 50 orang, TKQ 60 orang, SDTQ 165 orang dan SMPTQ 26 orang.
“Semoga dengan ada adanya mu’adalah ini, menjadikan motivasi bagi semua unsur pengelola untuk membuat Babussalam menjadi lebih baik,” tutur Ellya.
Perjalanan panjang
Sementara Mudir (Kepala) Ponpes Babussalam, Ustadz Zakarial Anshori, Lc, Mpd mengucapkan syukur dan terima kasih mendalam kepada tim yang membantu terbitnya akreditasi dari Universitas Islam Madina (UIM) itu.
Ia menyebutkan, perjalanan mendapatkan akreditasi itu cukup panjang, karena pihaknya sudah memasukkan berkas langsung ke bagian akreditasi kantor UIM sejak Desember 2018.
“Kemudian pada 2019 pihak UIM melakukan kunjungan ke pondok pesantren Babussalam guna mengecek kelengkapan berkas dan ada beberapa yang harus direvisi. Tapi saat itu wabah penyakit Covid menimpa seluruh negara sehingga proses akreditasi terhenti. Pada 2022 kembali diadakan revisi karena adabeberapa kebijakan terbaru dari Universitas Islam Madinah,” jelas Ustads Zakarial.
“Setelah beberapa kali melakukan revisi dan melakukan kunjungan demi kunjungan ke kantor akreditasi Universitas Madinah, Alhamdulillah pada November 2024 Allah berikan kabar gembira tersebut untuk pondok pesantren Babussalam,” ujar Ustad Zakarial.
Salah seorang pengajar umum SMU Reguler di Ponpes Babussalam, Soni Putra, menyatakan rasa syukurnya dengan terbitnya akreditasi itu dan berharap suatu saat akan ada pertukaran santri dan kemudahan bagi santri untuk melanjutkan sekolahnya.
“Dengan adanya mu’adalah ini semoga terjalin kerja sama antara Ponpes Darussalam dengan Universitas Islam Madinah. Semoga kelak ada kemudahan bagi santri untuk melanjutkan studi ke Madinah,” kata Soni dengan menambahkan, saat ini pun ada santri dari Arab Saudi yang menimba ilmu di Ponpes Babussalam. (son / arl)
