Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Dewan Juri mengumumkan 21 nomine Anugerah Jurnalistik Adinegoro (AJA) 2024, penghargaan tertinggi karya-karya puncak para wartawan dalam bidang jurnalistik.
PWI menyelenggarakan AJA 2024 sebagai bentuk apresiasi terhadap karya jurnalistik berkualitas nomor satu di Indonesia.
Ketua AJA 2024, Dr Artini mengatakan, dewan juri menyeleksi dengan ketat 519 peserta yang mengikutsertakan karyanya dalam AJA 2024, meliputi lima kategori karya jurnalistik utama dan dua penghargaan khusus, yakni pers kampus dan jurnalisme warga.
Kompetisi ini hanya menyeleksi karya-karya jurnalistik yang dipublikasikan periode 1 Januari 2024 hingga 31 Desember 2024.
Hari Selasa (4/1/2025) pukul 13.30, di Auditorium Jusuf Ronodipuro Gedung RRI Jakarta, PWI mengumumkan tujuh pemenang AJA 2024.
Acara yang dinanti-nantikan insan pers ini, akan dihadiri oleh Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch Bangun, para pemimpin redaksi media massa, Direktur Utama LPP RRI, I Hendrasmo termasuk 18 nomine, di mana 12 nomine akan hadir langsung dan delapan nomine akan hadir lewat zoom.
“Mari rayakan prestasi dan dedikasi para jurnalis yang telah berkontribusi nyata dalam dunia pers Indonesia. Saksikan siapa yang akan meraih hadiah Rp 100 juta untuk masing-masing kategori karya jurnalistik utama dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus jurnalisme dalam “live streaming” di Youtube RRI Net, Selasa, 4 Februari 2025, mulai pukul 13.30 WIB,”Pengumuman Panitia AJA lewat akun-akun resmi di medsos.
AJA 2024 menjadi sangat istimewa dan berbeda dengan AJA sebelumnya, yakni menyediakan hadiah yang sangat besar, mencapai Rp 100 juta per kategori, masing-masing untuk pemenang kategori karya jurnalistik cetak, foto, video, audio dan siber. Sementara untuk penghargaan khusus, yakni pers kampus dan jurnalisme warga, pemenang mendapat hadiah Rp 25 juta per kategori.
Tidak heran persaingan meraih karya jurnalistik nomor satu di Indonesia berlangsung ketat, apalagi saat memasuki babak final, yakni memilih pemenang dari tiga nomine per kategori. Hal ini diakui Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun yang juga salah seorang anggota dewan juri.
Contoh tiga nomine untuk kategori karya jurnalistik foto, semua nomine adalah fotografer yang memiliki dedikasi, reputasi dan integritas yang tak diragukan lagi. Bahkan, salah seorang di antaranya sudah jadi “jagoan”, sering menang —sejak tahun 1990-an— di berbagai ajang lomba foto tingkat nasional maupun internasional. Mereka adalah Agus Susanto (Kompas); Jamal Ramadhan (Kumparan) dan Maman Sukirman (sindomakassar.com). Mereka semua punya keunggulan masing-masing baik dari unsur teknik fotografi, unsur news maupun unsur “human interest”.
Di tengah berbagai tantangan berat yang dihadapi industri pers saat ini, pilihan Ketum PWI Pusat, Hendry Ch Bangun untuk mengadakan AJA 2024 dengan sangat intimewa adalah pilihan tepat. PWI ingin menggaungkan pentingnya membangun jurnalistik berkualitas secara professional. Ini peran AJA 2024. PWI akan membawa spirit jurnalisme Adinegoro ini ke dalam Hari Pers Nasional (HPN) 2025 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) tanggal 7-9 Februari 2025.
Seorang anggota dewan juri mengatakan, industri pers dihadapkan berbagai tantangan berat di era digital dan Artificial Intellegence. Jurnalisme pers juga mengalami kemunduran, bahkan terancam “mati”. Namun, tambahnya, di sisi lain kita juga melihat gairah wartawan menghasilkan karya jurnalistik yang berkualitas tetap ada. Menghasilkan karya investigasi yang komprehensif dan kolaboratif, sesuai tuntutan AJA 2024.
“Meskipun AJA 2024 bukan jawaban atas berbagai permasalahan yang dihadapi pers Indonesia saat ini, tapi AJA 2024 berhasil memberi contoh, inspirasi sekaligus memberikan panggung, inilah jurnalisme berkualitas itu. Inilah jurnalisme yang ideal itu,”tambahnya.
Ketatnya persaingan untuk menjadi karya jurnalistik berkualitas nomor satu, tampak pada kategori lainnya, seperti cetak, audio, visual dan siber. Untuk nomine karya jurnalistik cetak, misalnya, ada karya-karya bertajuk (1) Kode Blok Medan di Halmahera; (2)Putra Mahkota Kompong Dewa dan (3) Skandal Guru Besar Abal-abal. Semuanya dari Tempo. (rl / him)