Thursday, December 12, 2024
Home > Cerita > Cerita Khas > Umi Daooh Berperan Sebagai Pria Selama 43 Tahun

Umi Daooh Berperan Sebagai Pria Selama 43 Tahun

Umi Dadooh

Umi Dadooh

MIMBAR-RAKYAT.co (Jakarta) – Budaya masyarakat Mesir tidak menerima wanita di tempat kerja.Maka Umi Daooh berperan  sebagai pria selama 43 tahun dengan nama Abu Daooh.Dia perlu kerja untuk menghidupi putrinya yang ditinggal mati ayahnya.

Umi Daooh, nama wanita ini, baru-baru ini dinobatkan sebagai “ibu ideal” oleh Pemerintah Provinsi Luxor. Mesir  dan diberi penghargaan oleh Direktorat Solidaritas Sosial Luxor.

Uni Daooh, 64 tahun, (kalau di rumahj) Abu Daooh (kalau ditempat kerja) suaminya meninggal saat hamil. Setelah melahirkan, dia bingung karena harus menghidupi anaknya sementara dirinya tak punya penghasilan. Budaya lokal di Mesir menentang perempuan bekerja atau berada di lingkungan kerja para pria. Hal itu membuat Umi Daooh terpaksa berpakaian ala pria dan bekerja di luar rumah untuk menghidupi bayi perempuannya, Houda.

Karena Umi Daooh tidak punya keahilan apapun . di terpaksa bekerja kasar dengan membuat batu bata dan menyemir sepatu di jalan. Dia menjadi “pria” di luar rumah dengan nama Abu Daooh dan pulang kembali ke rumah sebagai ibu (dengan nama Umi Daooh)hingga anaknya dewasa dan menikah. Kariernya sebagai “pria” berakhir ketika jatuh sakit dan tak bisa lagi bekerja. Umi Daooh berperan sebagai pria selama 43 Tahun

Untung busana tradisional laki-laki Arab terdiri baju semacam jubah yang longgar. sehingga menjadi pria bagi Umi Daooh tidak terlalu sulit.. Jadi, dia hanya perlu membuka jilbabnya lalu menggantinya dengan sorban putih dan kadang-kadang topi pria yang disebut taqiyah serta sepatu hitam pria.

“Saya lebih suka bekerja seperti mengangkat batu bata dan kantong semen ataupun membersihkan sepatu ketimbang mengemis di jalan-jalan untuk mencari nafkah demi diri sendiri dan anak perempuan saya,” ucapnya.

Berbusana ala pria sekaligus juga demi melindungi dirinya dari laki-laki. “Karena itu, saya memutuskan menjadi ‘pria’ dengan mengenakan pakaian mereka dan bekerja bersama mereka di desa lain yang tak seorang pun mengenal jati diri saya yang sebenarnya,” kata Abu Daooh eh Umi Daooh..

Putrinya, Houda, menuturkan sangat kagum pada ibunya. “Ibu saya adalah orang yang mengabdikan dirinya untuk keluarga. Dia bangun setiap hari pada pukul 06.00 untuk menyemir sepatu di stasiun di Luxor,” ujarnya.

Dia berhenti bekerja setelah tenaganya mulai surut dimakan usia. Kini, satu-satunya pekerjaan yang masih ditekuninya adalah menyemir sepatu. “Saya yang membawakan peralatannya sampai ke stasiun,” ucap Houda.(ais)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru