Wednesday, April 02, 2025
Home > Berita > 11 Tentara Filipina Tewas, 14 Cedera, dalam Bentrokan dengan Abu Sayyaf

11 Tentara Filipina Tewas, 14 Cedera, dalam Bentrokan dengan Abu Sayyaf

Sebuah laporan militer mengatakan para penyerang diyakini dipimpin komandan Abu Sayyaf Radulan Sahiron dan Hatib Hajan Sawadjaan, yang dituduh melakukan penculikan karena tebusan dan pemenggalan.(Foto: File EPA/Al Jazeera)

Sebuah laporan militer mengatakan para penyerang diyakini dipimpin komandan Abu Sayyaf Radulan Sahiron dan Hatib Hajan Sawadjaan, yang dituduh melakukan penculikan karena tebusan dan pemenggalan.(Foto: File EPA/Al Jazeera)

mimbar-rakyat.com – Tentara Filipina telah bentrok dengan puluhan pejuang bersenjata Abu Sayyaf yang bersekutu dengan kelompok ISIL (ISIS) di pulau Mindanao, Filipina selatan, yang menewaskan 11 tentara dan 14 lainnya cedera. Demikian sumber dari pejabat militer Filipina.

Komandan militer regional Letnan Jenderal Cirilito Sobejana mengatakan pada hari Jumat  (17/4) bahwa pasukan penjaga pramuka telah melakukan manuver untuk serangan yang melibatkan sekitar 40 pejuang Abu Sayyaf di pegunungan berhutan di desa Danag di kota Patikul di provinsi Sulu.

Pertempuran senjata berkecamuk selama satu jam sebelum para pejuang Abu Sayyaf mundur.
Tentara menembakkan mortir ke arah kelompok yang mundur, dan pasukan tentara lainnya bergerak untuk memblokir orang-orang bersenjata itu, kata militer. Demikian dilaporkan Al Jazeera mengutip Kantor berit  AP.

Sebuah laporan militer menyebutkan para pejuang itu diyakini dipimpin oleh komandan Abu Sayyaf Radulan Sahiron dan Hatib Hajan Sawadjaan, yang dituduh melakukan penculikan untuk tebusan dan pemenggalan di Filipina selatan.

Darah di lokasi kejadian mengindikasikan sejumlah pejuang yang terluka atau terbunuh, kata laporan itu.
Filipina bersumpah untuk ‘menghancurkan’ para penyerang setelah pemboman gereja yang mematikan. Bentrokan tersebut menjadikan beragam masalah yang dimiliki Filipina selain virus corona.

Militer telah melakukan serangan off-and-off terhadap Abu Sayyaf, yang terdaftar oleh Amerika Serikat dan Filipina sebagai organisasi teroris, selama bertahun-tahun.

“Kami akan mempertahankan upaya keamanan kami untuk mengakhiri ancaman terorisme,” kata Sobejana kepada Associated Press melalui telepon.

Kelompok kecil namun kejam ini adalah bagian dari kerusuhan separatis yang telah berlangsung puluhan tahun di selatan negara yang sebagian besar penduduknya beragama Katolik Roma itu.

Kekerasan telah mereda sejak kelompok pemberontak Muslim terbesar, Front Pembebasan Islam Moro, menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah yang menggantikan daerah otonom Muslim dengan wilayah yang lebih kuat dan lebih didanai.***(dta)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru