MIMBAR-RAKYAT.Com (Wuhan) – Belasan mahasiswa Aceh yang kini terisolasi di Wuhan, China mengungkap situasi serba sulit dalam periode isolasi yang dilakukan otoritas China sejak wabah virus corona menyebar. Para mahasiswa Aceh yang berada di Wuhan meminta untuk segera dievakuasi dan berharap dapat kembali ke Indonesia.
“Kami merasa tidak aman lagi. Status level virus sudah tingkat dua. Semua ingin dievakuasi, kembali ke Indonesia,” kata ketua Himpunan Mahasiswa Aceh di China (Cakradonya), Teuku Agusti Ramadhan, Senin (27/1).
Agusti menyebut hingga saat ini ada 12 mahasiswa asal Tanah Rencong yang masih terisolasi di Wuhan. Mahasiswa asal Balohan, Kota Sabang itu mengatakan belasan mahasiswa Aceh bertahan di kamar apartemen masing-masing. Mereka tidak berani keluar ruangan.
“Kami masih menunggu kabar dari KBRI, apakah ada keputusan bisa tidaknya evakuasi. Saya dan kawan-kawan terus memantau melalui grup media sosial mahasiswa Indonesia di Wuhan,” katanya.
Terkait persediaan makanan dan minuman, Teuku Agusti menyebut semua bergantung di mana mahasiswa yang bersangkutan tinggal. Namun demikian, dia mengatakan banyak toko makanan dan minuman di Wuhan tutup.
“Kalau di kampus Universitas Zhongan dimudahkan dengan dibukanya kantin untuk mahasiswa yang tinggal di asrama. Saya satu-satunya mahasiswa Aceh di Zhongnan,” sebut Teuku Agusti Ramadhan.
Terkait kondisi Kota Wuhan secara umum, Teuku Agusti Ramadhan mengatakan situasi kota sedang dalam isolasi. Seluruh transportasi, baik pesawat terbang, kapal laut, kereta api, maupun bus dihentikan.
“Sekarang, hampir semua toko tutup. Persediaan makanan di toko-toko habis. Orang yang biasanya ramai, sekarang terlihat jarang di luar. Warga lebih banyak beraktivitas di dalam ruangan,” tambahnya.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri masih menunggu pemerintah China untuk membuka jalur evakuasi warga negara Indonesia yang saat ini masih berada di Wuhan.
“Semua dari kita dan negara-negara lain juga bergantung dari sejauh mana pemerintah RRT (Republik Rakyat Tiongkok) bisa berikan pertimbangan dan saran tindakan evakuasi,” kata Pelaksana tugas (Plt) Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Senin (27/1).
Pertimbangan itu kata dia, salah satunya berkaitan dengan sejauh mana evakuasi bisa dilakukan. Termasuk kemungkinan para WNI ini bisa langsung dibawa ke Indonesia atau dievakuasi keluar dari wilayah karantina dan tetap berada di wilayah China. (A/C/d)