Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Denmark tidak punya mobil yang pernah ambil bagian di ajang laga 24 Hours of Le Mans, tetapi negara itu punya “Raja Le Mans”.
Untuk tim, kalaupun ada yang dari negeri Skandinavia tersebut dan pernah ikut FIA WEC, itu pun bukan tim papan atas, seperti High Class Racing yang tampil di kelas LMP2.
Tapi untuk pebalap, mereka justru punya legenda Le Mans, bahkan bisa dibilang Raja Le Mans.
Tom Kristensen hingga saat ini belum terkalahkan oleh siapa pun bila bicara rekor kemenangan di 24 Hours of Le Mans.
Pebalap yang kini berusia 54 tahun itu menang Le Mans sembilan kali, dengan rincian tujuh bersama Audi, sekali bersama Bentley dan sekali bersama Porsche.
Kristensen kali pertama menang pada tahun debutnya di Le Mans, 1997 (Porsche), dan terakhir 2013 (Audi). Saat meraih semua prestasi di Le Mans itu Kristensen secara total didampingi oleh 11 pebalap berbeda.
Posisi pole tidak selamanya memang menjadi keuntungan di ajang balap ketahanan, apalagi yang 24 jam. Terbukti dari sembilan kemenangan Kristensen itu ia start dari pole hanya tiga kali, selebihnya dari P2 tiga kali, P4 dua kali, dan P8 satu kali.
Di antara komentar menarik Kristensen soal Le Mans 24 Jam adalah:
“Setelah menang pada 1997, saya mendapat begitu banyak tawaran.” (Le Mans 1997)
“Hal yang paling menyakitkan adalah ketika saya terpaksa berhenti dari lomba padahal sedang memimpin balapan dengan selisih empat lap.” (Le Mans 1999)
Selain sembilan kemenangan tersebut, Kristensen mengoleksi lima podium lain. Itulah yang menegaskan dia adalah Raja Le Mans sejati. Pebalap dengan koleksi terdekat dari Kristensen adalah Jacky Ickx (Belgia) dengan enam gelar. (arl)
