MIMBAR-RAKYAT.Com (Jakarta) – Seleksi calon petugas haji atau yang biasa disebut Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 1439H/2018M, diselenggarakan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama.
Seleksi digelar di Asrama Haji Pondok Gede ini menggunakan sistem baru, yaitu Computer Assisted Test (CAT) atau tes berbasis komputer.
Dengan CAT, tidak lagi menggunakan kertas dan pensil, tapi menggunakan smartphone berbasis android.
Tes ini diikuti 276 peserta, terdiri dari 59 orang unsur Media Center Haji (MCH), 50 TNI, 30 Polri, 29 orang dari instansi terkait, serta 102 peserta dari Kementerian Agama.
Direktur Binas Haji Khoirizi mengatakan, penggunaan sistem baru dalam seleksi petugas haji ini dalam rangka meningkatkan akuntabilitas publik. Dengan begitu, proses seleksi bisa dipertanggungjawabkan dengan baik. Apalagi, proses ini sejak awal juga diawasi oleh Komisi Pengawas Haji Indonesia dan Inspektorat Jenderal Kemenag.
“Seleksi harus dilakukan berdasarkan asas keadilan, profesional, dan juga asas ankuntabilitas,” kata Khoirizi saat membuka Seleksi PPIH Arab Saudi 2018 di Asrama Haji Pondok Gede, Selasa (24/4).
“Seleksi untuk mempersiapkan para petugas yang akan mendampingi jamaah setiap tahun harus kita lakukan,” tambahnya.
Menurut Khoirizi, dengan jumlah peminat yang cukup besar, maka sistem seleksi harus bisa memberikan keadilan kepada semua peserta. Carannya dengan proses yang terbuka dan transparan. Untuk menjamin profesionalitas, seleksi dilakukan secara bertahap. Peserta seleksi hari ini adalah hasil penyaringan di tingkat instansi terkait dan internal Kementerian Agama.
“Perlu dipahami, tes kompetensi kali ini bukan segala-galanya. Tes kompetensi hari ini adalah satu bagian dari rangkaian panjang yang akan kita lakukan untuk menjadi petugas haji,” ujar Khoirizi.
“Laksanakan tes hari ini dengan konsentrasi, penuh semangat sehingga mendapatkan yang terbaik yang lebih baik,” pesannya.(kemenag/joh)