MIMBAR-RAKYAT.Com (Bandung) – Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyayangkan perayaan hari buruh di Bandung diwarnai aksi vandalisme oleh sekelompok massa yang menamakan diri mereka Anarcho-syndicalism.
Bahkan, dari informasi yang diterimanya, sebagian besar pelaku yang diciduk masih pelajar SMP.
“Saya terima laporan ternyata yang melakukan pelanggaran ketertiban kan bukan buruh justru mobil buruh pun jadi korban vandalisme. Jadi kami sangat menyesalkan dan menyerahkan semua urusannya ke kepolisian,” kata gubernur yang akrab disapa Emil itu kepada wartawan di Gedung Sate, Kamis (2/5).
Emil menambahkan para terduga pelaku aksi vandalisme tersebut sudah diamankan oleh polisi. Di antara mereka, masih ada yang berstatus sebagai pelajar terutama SMP dan SMA. Dia menduga, kemungkinan mereka hanya ikut-ikutan.
Emil mengatakan gerakan mereka sebagian besar meniru negara lain. Namun menurut dia, gerakan vandalisme itu sama sekali tidak ada relevansinya bila diterapkan di Indonesia.
“Saya dengar kabar kan polisi sudah menangkap ratusan anak-anak yang ternyata masih pelajar SMU bahkan SMP yang menurut pandangan saya mungkin hanya ikut-ikutan. Tapi mau ikut-ikutan atau tidak, setiap tindakan ada konsekuensinya, termasuk yang masih pelajar berarti orang tuanya terkena getahnya,” ujar dia.
Emil menyebut, para terduga pelaku yang diamankan akan mendapatkan pembinaan dengan melihat terlebih dahulu latar belakang pendidikan dan keluarganya. Sebab, sejalan dengan peringatan Hardiknas yang jatuh hari ini, kata dia, pendidikan terhadap anak memiliki tiga zona yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
“Untuk pembinaan, nanti diklasifikasi oleh kepolisian dulu sekolah di mana dan orang tuanya juga akan dipanggil. Karena itu di Hardiknas ini ada relevansinya bahwa pendidikan itu ada 3 zona pendidikan yaitu zona keluarga, zona sekolah, dan zona masyarakat,” terang dia.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan ada 619 pemuda yang diyakini kelompok anarcho-syndicalism telah diamankan.
Mereka dipindahkan dari Polrestabes Bandung ke Mako Brimob Polda Jabar di Jatinangor. Dari jumlah itu, sebagian di antaranya merupakan perempuan.
Tujuan pemindahan itu, kata Truno, agar pemeriksaan terhadap mereka lebih manusiawi dan representatif. Adapun penyidik yang dilibatkan sejauh ini berjumlah 100 orang.
“Polrestabes bandung dan diback up oleh sinergitas TNI dan Polda Jabar kita lakukan penindakan sebanyak 619 orang di mana semuanya ini kalau di Polrestabes tidak representatif dalam proses pemeriksaan atau pendalaman,” ujar dia.
Truno menyatakan, institusinya akan melakukan penanganan secepatnya dengan terlebih dahulu memilih mana yang menjadi provokator hingga melakukan tindak perusakan.
Jikalau hanya terhasut atau terpengaruh, sambung Truno, polisi akan segera mengembalikan kepada keluarganya. Bagi terduga pelaku yang masih berstatus anak-anak akan ditangani sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sebelum dipindahkan ke Mako Brimob Jawa Barat, 619 pemuda itu terlebih dahulu digunduli. Mereka dikumpulkan di Polrestabes Bandung.
“Tentu secepatnya dalam proses penanganan ini kita pilih mana yang memang menjadi provokatornya, mana yang memang ikut atau terhasut, atau melakukan tindakan pengrusakan termasuk anak-anak yang anak-anak kita lakukan ketentuannya sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Anak,” ujar dia.
Sementara itu, berdasarkan video yang tersebar di media sosial, terduga pelaku menggunakan pakaian berwarna hitam dalam melakukan aksinya. (K/d)