MIMBAR-RAKYAT.com (Doha) – Utusan Khusus Presiden RI untuk kawasan Timur Tengah dan Organisasi Konferensi Islam (OKI), Dr. Alwi Shihab, membantu wakil dari 50 organisasi masyarakat Indonesia di Qatar dalam membuat “contingency plan”, merupakan langkah antisipasi menghadapi kondisi darurat guna melindungi WNI dan aset Pemerintah RI di Qatar.
Acara itu dilaksanakan di Wisma Duta padal 28 Juli 2016.
Kunjungan Alwi Shihab ke Qatar selain untuk meningkatkan diplomasi ekonomi kedua negara, juga dimanfaatkan oleh Ormas di Qatar untuk memperoleh masukan mengenai situasi dan kondisi politik di Timur Tengah.
Pembuatan “Contigency Plan” dilaksanakan sehubungan menghangatnya suhu politik di kawasan serta meningkatnya ancaman serangan terorisme yang dilakukan kelompok radikal di berbagai negara tetangga Qatar seperti Bahrain, Kuwait, Saudi Arabia, Irak dan Turki.
Dalam paparannya, mantan Menteri Luar Negeri di era Presiden Abdurrahman “Gus Dur” Wahid itu menyampaikan tentang konstelasi politik di Timur Tengah yang dianggapnya semakin rumit dan banyak terjadi anomali dalam hubungan antar negara di kawasan.
Alwi Shihab menyambut baik upaya KBRI untuk membuat langkah antisipasi. “Contigency Plan sangat diperlukan bagi perwakilan RI di Timur Tengah, guna mengatisipasi berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi”, ujarnya.
Duta Besar RI untuk Qatar, Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi menyampaikan pula persiapan yang dilakukan KBRI Doha dalam mengantisipasi keadaan khususnya mengingat besarnya jumlah WNI di Qatar.
Dijelaskan pula bagaimana peliknya proses evakuasi WNI seperti ketika terjadi konflik di Yaman dan Libya yang hanya berjumlah ribuan. “Evakuasi WNI di Yaman merupakan evakuasi terbesar dalam sejarah Indonesia, bagaimana jika itu terjadi di Qatar dengan jumlah 40 ribuan WNI,” ungkap mantan Irjen TNI itu.
Dubes Basri mengimbau agar WNI tetap tenang dan menjalankan aktivitas sehari- hari dengan meningkatkan kewaspadaan dan selalu mencermati perkembangan situasi keamanan di sekitarnya melalui berbagai sarana.
Ketua Persatuan Masyarakat Indonesia di Qatar (Permiqa), Edwin Kurniawan yang membawahi 50 Ormas di Qatar menyambut baik upaya KBRI Doha dalam mempersiapkan langkah antisipasi dalam menghadapi kondisi darurat.
Edwin memuji kesiapan KBRI mengantisipasi keadaan situasi politik agar para WNI menjadi lebih waspada.
Ia juga mengutarakan bahwa sinergi Ormas dengan KBRI Doha berdampak positif bagi suasana kebatinan para WNI dalam menyikapi kondisi politik dan keamanan di kawasan akhir-akhir ini. “Kita merasa agak tenang dengan upaya antisipasi yang dilakukan KBRI jika kondisi memburuk” ujarnya.
Sekretaris Permiqa, Handoko menyampaikan apresiasi kebijakan KBRI Doha dalam melindungi WNI di Qatar. “Upaya KBRI akan membantu komunitas Indonesia di Qatar guna mengantisipasi keadaan jika kondisi darurat”, demikian menurut aktivis yang juga dikenal sebagai tokoh diapsora Indonesia di Qatar.
Terkait upaya persiapan “Contingency Plan” itu, Counsellor KBRI Doha Boy Dharmawan menyampaikan presentasi terkait berbagai langkah skenario evakuasi jika terjadi kondisi darurat.
KBRI menggunakan dua pendekatan skenario yaitu Skenario Alpha dan Skenario Bravo.
Skenario pertama jika terjadi konflik negara tetangga Qatar, sedangkan yang kedua, jika terjadi di Qatar.
Boy juga menyampaikan kebijakan pembentukan satuan tanggap darurat yang melibatkan seluruh Ormas dan wakil WNI dari berbagai wilayah kota di Qatar.
Berdasarkan catatan informasi dari International Organisation for Migration (IOM) jumlah WNI sekitar 43 ribu. WNI tersebut tersebar di seluruh Qatar, terutama di Al Khor, Dukhan, Umm Said, Al Shamal, Doha dan daerah di sekitarnya. (BD/arl)