Mimbar-Rakyat.com (Kuningan) – Fenomena La Lina saat ini mulai dirasakan oleh masyarakat, akibatnya cuaca ekstrem terjadi. Salah satu dampak yang ditimbulkan di antaranya rubahnya pola curah hujan secara volume dan temporal.
Hal tersebut berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan dampak La Nina di Jawa Barat akan mulai dirasakan pada bulan November dan puncaknya akan terjadi pada periode Desember 2021 hingga Maret 2022.
Berdasarkan data empiris yang dimiliki oleh BMKG sejauh ini, La Nina dapat meningkatkan curah hujan di wilayah Jawa Barat pada umumnya antara 20% hingga 70%. Maka dari itu, BMKG mengingatkan masyarakat di wilayah Jawa Barat untuk lebih waspada akan dampak cuaca ekstrim akibat La Nina.
Menghadapi fenomena La Nina, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan mulai siaga menghadapi dampak La Nina, yakni dengan melakukan apel gabungan kesiapsiagaan kebencanaan di Kuningan, di Lapangan Desa Ciporang, Kecamatan Kuningan, Senin (15/11/2021).
Kepala BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu Permana, mengungkapkan di Kabupaten Kuningan tercatat ada 15 wilayah kecamatan yang diwaspadai rawan kejadian kebencanaan.
“Ada 15 kecamatan, jenis kebencanaan yang diwaspadai adalah pergerakan tanah, banjir dan longsor disesuaikan dengan kondisi geografis di lapangan, ” terangnya.
Khususnya di wilayah Kabupaten Kuningan bagian selatan, pihaknya sering mendapat laporan kejadian kebencanaan pergerakan tanah dan longsor. Kecamatan yang ada di bagian selatan Kuningan ini dintaranya, Hantara, Kadugede, Ciniru, Karangkancana, Subang, Selajambe dan Cilebak.
“Itu daerah-daerah yang harus diantisipasi rawan kebencanaan pergerakan tanah dan longsor. Minimal ada kesiapsiagaan, kemudian bagaimana mengedukasi masyarakat ketika melihat cepatnya perubahan (anomali) cuaca ini, ” tambahnya.
IB menegaskan kebencanaan tidak bisa diprediksi kapan puncak frekuensi kejadiannya. Wilayah Kabupaten Kuningan memang biasanya di periode Desember hingga Pebruari frekuensi kejadian kebencanaan ini tinggi.
“Di Bulan Nopember ini dilaporkan sudah ada 14 kejadian kebencanaan di Kuningan. Kita akan terus tingkatkan sosialisasi kewaspadaan dini ini kepada masyarakat agar senantiasa siap siaga menghadapi kejadian yang kita tidak inginkan, ” tutup IB. (Dien)