MIMBAR.RAKYAT.com (Jakarta) – Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tampil memukau saat mendapat kesempatan pertama untuk bertanya jawab soal program selama 90 menit dalam dialog dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia 20/6/2014 di Jakarta.
Sedangkan pasangan nomer 2 Jokowi-JK yang tampil dalam sesi 90 menit kedua ,mendapat aplaus usai menggelar dialog karena para pengusaha merasa mendapat harapan atas problem riel yang dihadapi pengusaha.
Joko Widodo-Jusuf Kalla di sesi kedua itu , menjawab dan menjelaskan misi mereka mengembangkan perekonomian bila terpilih. Selepas acara, pengusaha menilai pasangan Jokowi-JK berhasil menjelaskan target yang ingin mereka capai secara lebih praktis.
Direktur Utama PT Apac Inti Corpora Benny Soetrisno menilai, keunggulan Jokowi terletak pada penjelasan yang to the point. Lebih dari itu, gestur pasangan nomor urut dua itu lebih meyakinkan pengusaha, sebab mereka juga menggeluti bisnis bertahun-tahun. “Secara gestur pengusaha, Jokowi lebih baik,” kata Benny.
Benny mengakui Hatta Rajasa tampil memukau mendampingi Prabowo. Tapi itu didukung oleh pengalaman sebagai Menteri Koordinator Perekonomian yang belum lama dia tinggalkan. “Kalau sesi pertama cawapresnya yang bikin cair. Data angka juga beliau masih banyak menguasai,” cetusnya.
CEO Sinarmas Group Franky Widjaja enggan menegaskan pilihan. Terpenting, dia akan memilih pemimpin yang bisa mengimplementasikan kebijakan yang mereka sampaikan dalam dialog tersebut.”Pelaksanaan itu sangat penting, tapi kalau yang menang, you better judge sendiri,” tegasnya.
Makro Bagus
Sementara Ketua Kamar Dagang Australia-Indonesia (IABC) Peter Fanning menilai pasangan Jokowi-JK unggul lantaran berhasil menjangkau isu makro ekonomi maupun mikroekonomi. Dia cukup kecewa, karena Prabowo-Hatta membayangkan persoalan Indonesia bisa diatasi hanya dengan pembenahan di level pemerintah pusat.
“Saya merasa Jokowi lebih practical dalam dialog kali ini. Sementara Prabowo, waduh, dia terlalu banyak fokus pada makro manajemen. Dia bilang ingin benahi makro, padahal makro Indonesia itu sudah bagus, kata Fanning.
Fanning mengaku lebih condong pada Jokowi lantaran merasakan hasil kerjanya selama menjabat Gubernur DKI Jakarta. Ini memperkuat poin plus Jokowi dalam hal implementasi kebijakan, dari sekadar wacana. “Ada implementasi yang sudah saya lihat. Saya merasakan selama masa administrasinya, seperti pintu air Manggarai berhasil dibenahi.”
Kilang
Pasangan Capres dan Cawapres nomor 2, Joko Widodo dan Jusuf Kalla (JK), berminat membangun kilang baru di Indonesia di tahun pertama jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden. Menurut pasangan ini, mudah membangun kilang.
Menjawab pertanyaan dari Ekonom Universitas Indonesia (UI) Kahlil Rowter mengenai pembangunan kilang dan pemrosesan minyak yang kapasitasnya di dalam negeri sudah terbatas, JK mengatakan, “Bikin kilang ini gampang, tapi banyak mafia impor minyak. Mafia ini selalu menghalangi jadi kita tidak bisa bangun kilang,” kata JK di acara Dialog Capres dan Cawapres yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia .
Menurut JK, Indonesia sangat mampu membangun kilang minyak baru. Tanahnya ada dan kebutuhan dalam negeri memang sudah mendesak sekali.
“Tahun pertama kita bangun supaya mafia-mafia tak ada lagi,” katanya. (Ais)