MIMBAR-RAKYAT.Com (Tangerang) – Adanya Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) membuat Kota Tangerang menjadi titik simpul internasional berdampak munculnya beragam persoalan.
Dari segi transportasi massal terkendala, sebab keberadaan Bandara Soetta yang berlokasi di Tangerang menjadi pintu gerbang dunia bagi Indonesia.
Kepala Bidang Pengembangan Sistem Transportasi Dinas Perhubungan Kota Tangerang, Agus Wibowo pada diskusi Coffee Morning di Mall Tangcity, Tangerang. Kamis (4/1) mengatakan, adanya moda transportasi Kereta Bandara dikhawatirkan, justru berdampak buruk pada arus lalu lintas yang melewati Kota Tangerang ini.
“Pengurangan perjalanan KA dari Batu Ceper Tangerang, ke Duri di Jakarta misalnya, membuat sebagian warga kembali menggunakan kendaraan pribadi, yang menambah kepadatan di jalan raya,” katanya kepada wartawan.
“Penggunaan kendaraan pribadi sangat mendominasi dan membuat kemacetan, makanya transportasi umum sangat diperlukan,” tegasnya.
Agus memerinci data di Kota Tangerang, ada sekitar 3 juta orang per harinya yang lalu lalang melintasi kota berjuluk Akhlakul Karimah tersebut.Hasil survei Agus menemukan, hanya 250.000 warga yang memakai fasilitas transportasi umum.
“Itu sekitar 14 persen, selebihnya mereka menggunakan kendaraan pribadi. Harus ada transportasi massal yang nyaman serta aman, agar mereka bisa beralih,” kata Agus.
Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang, Hapipi menambahkan, kebutuhan masyarakat terhadap transportasi massal sangat terasa.
“Kalau transportasi masaal tidak ada, di tahun mendatang Kota Tangerang pasti semakin padat. Kalau dibiarkan begini saja dan tidak ada inovasi, Tangerang bakal semrawut,” imbuh Hapipi.Sehingga masyarakat makin sulit melakukan aktivitasnya. Hampir tiap hari diteror dengan kemacetan.
“Pemerintahan wajib menghadirkan moda transportasi yang murah tapi nyaman. Masyarakat perlu mendapatkan haknya dengan adanya transportasi massal, untuk bisa menghindari kemacetan.” Hapipi menyarankan agar ditambah lintasan KRL untuk mengakomodasi keperluan masyarakat.
Di Kota Tangerang jumlah penduduknya sekitar 2 juta. Sebagian senang naik kereta. Sebab kereta modal untuk mengurangi beban kemacetan. Makanya Pemkot Tangerang harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait persoalan transportasi massal ini.(joh)