Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Tim penyelamat Indonesia mengeluarkan bagian tubuh, potongan pakaian dan potongan logam dari Laut Jawa Minggu (10/1) pagi, sehari setelah Boeing 737-500 dengan 62 orang penumpang jatuh tak lama setelah lepas landas dari Jakarta.
Para pejabat terkait berharap bisa memeriksa puing pesawat Sriwijaya Air Penerbangan 182 setelah peralatan sonar mendeteksi sinyal dari pesawat. Demikian dikutip mimbar-rakyat.com dari Arab News. Serpihan pesawat Sriwijaya Air yang jatuh ditemukan petugas dan warga masyarakat di perairan Pulau Laki di Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1) petang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan kepada wartawan bahwa pihak berwenang telah melakukan upaya pencarian besar-besaran setelah mengidentifikasi “kemungkinan lokasi lokasi jatuhnya pesawat”.
“Barang-barang itu ditemukan oleh tim SAR antara Pulau Lancang dan Pulau Laki,” kata Badan SAR Nasional Bagus Puruhito dalam keterangannya.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan tim di kapal angkatan laut Rigel yang dilengkapi dengan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh telah mendeteksi sinyal dari pesawat, yang sesuai dengan koordinat dari kontak terakhir yang dilakukan oleh pilot sebelum pesawat hilang.
“Kami segera menurunkan penyelam dari satuan elite angkatan laut untuk menentukan temuan guna mengevakuasi para korban,” kata Tjahjanto.
Lebih dari 12 jam sejak pesawat Boeing yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan Indonesia tersebut kehilangan kontak, sedikit yang diketahui tentang apa yang menyebabkan kecelakaan itu.
Nelayan di sekitar Kepulauan Seribu, gugusan pulau di utara pantai Jakarta, melaporkan mendengar ledakan sekitar pukul 14.30. Sabtu.
“Kami mendengar sesuatu meledak, kami mengira itu bom atau tsunami karena setelah itu kami melihat percikan besar dari air,” kata nelayan Solihin, kepada The Associated Press melalui telepon.
“Saat itu hujan deras dan cuaca sangat buruk. Sehingga sulit untuk melihat sekeliling dengan jelas. Tapi kita bisa melihat percikan dan gelombang besar setelah suara-suara itu. Kami sangat terkejut dan langsung melihat puing-puing pesawat dan bahan bakar di sekitar perahu kami. “
Sumadi mengatakan, Penerbangan SJ182 ditunda selama satu jam sebelum lepas landas pada pukul 14:36. Pesawat itu menghilang dari radar empat menit kemudian, setelah pilot menghubungi pengawas lalu lintas udara untuk naik ke ketinggian 29.000 kaki (8.839 meter), katanya.
Ada 62 orang di dalamnya, termasuk tujuh anak dan tiga bayi.
“Kami mengetahui laporan media dari Jakarta terkait penerbangan Sriwijaya Air SJ-182,” kata Boeing dalam sebuah pernyataan. “Pikiran kami tertuju pada kru, penumpang, dan keluarga mereka. Kami menghubungi pelanggan maskapai kami dan siap mendukung mereka selama masa sulit ini. ”
Pihak berwenang mendirikan dua pusat krisis, satu di bandara dan satu di pelabuhan. Keluarga berkumpul untuk menunggu kabar dari orang yang dicintai.***(edy)