Mimbar-Rakyat.com (Valencia) – Francesco Bagnaia dari Italia tampil sebagai juara dunia MotoGP 2022, setelah setelah finis posisi kesembilan pada balapan penutup tahun 2022 di Valencia, Minggu.
Setelah sebelumnya defisit 91 poin sebelum jeda musim panas, Bagnaia panen poin pada paruh kedua musim, yang tercatat sebagai upaya restorasi terbaik dalam sejarah MotoGP, sebelum muncul sebagai pebalap Ducati pertama yang merebut mahkota gelar juara dunia sejak Casey Stoner pada 2007.
Bagnaia menjadi pebalap tertua yang meraih gelar juara dunia MotoGP perdananya sejak kategori baru kelas premier itu diperkenalkan pada 2002. Pada usia 25 tahun dan 282 hari, Bagnaia menyalip posisi juara 2002 Nicky Hayden dalam usia 25 tahun 91 hari.
Ia juga menjadi pebalap Italia pertama yang meraih kesuksesan di kelas premier setelah Valentino Rossi pada 2009.
Tak hanya itu, kemenangan Bagnaia semakin sempurna karena ia mengendarai motor asal Italia, mengulangi sejarah yang ditorehkan Giacomo Agostini pada 1972.
Statistik MotoGP mencatat ia menjadi pebalap ketujuh dari Italia yang meraih kesuksesan pada kejuaraan dunia bersama Giacomo Agostini (8 gelar), Valentino Rossi (7), Umberto Masetti (2), Libero Liberati (1), Marco Lucchinelli (1) dan Franco Uncini (1).
Titel Bagnaia musim ini merupakan gelar kelas premier ke-21 untuk Italia dan ke-80 bagi negara itu dalam kejuaraan balap Grand Prix pada umumnya.
Dengan kemenangan Bagnaia tersebut, Ducati pada musim ini menyapu bersih gelar juara dunia yaitu konstruktor, tim, dan pebalap. Pabrikan Italia itu juga membantu Marco Bezzecchi sebagai rookie terbaik musim ini.
“Saya sangat senang karena pada hari balapan terburuk di kalender ini saya mendapat hal yang manis ketika saya melintasi garis finis dan melihat pit board dengan tulisan saya juara dunia,” kata Bagnaia dilansir laman resmi MotoGP. “Semuanya menjadi lebih cerah dan indah.”
Awal musim 2022 sejatinya kurang ideal bagi Bagnaia ketika ia terjatuh di seri pembuka Qatar dan kewalahan menemukan grip di atas mesin Ducati yang baru.
Namun, ia menggunakan waktunya dengan baik untuk beradaptasi dengan GP22, percaya diri dengan kemampuannya, dan pada akhirnya meraih kemenangan pertamanya pada musim ini di seri keenam di Jerez.
Saat merasa dirinya kembali dalam performa terbaik untuk menantang Quartararo, Bagnaia justru tampil tak konsisten, meraih satu kemenangan tambahan di Italia yang diapit tiga hasil gagal finis.
Dengan defisit 91 poin pada pertengahan tahun, Bagnaia sadar ia menghadapi jalan terjal untuk bersaing dengan para pebalap papan atas. Namun, ia tetap fokus menjalani satu balapan ke balapan berikutnya. (abd)