Wednesday, September 18, 2024
Home > Cerita > Cerita Khas > Bang Norman menangis di Banjarmasin,  Catatan A.R. Loebis

Bang Norman menangis di Banjarmasin,  Catatan A.R. Loebis

Bang Norman Chaniaco memasuki usia 83 tahun. (sunyoto)

Siapa sih Bang Norman, lengkapnya Norman Chaniago, kok nangis aja jadi seuntai tulisan artikel? Pria ramping yang kini berusia 83 tahun itu adalah salah seorang pendiri Siwo, yang kenangan lamanya membuncah ketika hadir pada Porwanas 2024 di Banjarmasin.

Ia adalah salah satu di antara beberapa orang yang membidani lahirya Seksi Wartawan Olahraga (Siwo) pada tahun 66 dan karena adanya Siwo maka tercetus pula Pekan Olahraga Nasional (Porwanas) yang diadakan untuk ke-14 kalinya di Kalsel, 19-25 Agustus 2024.

Lantas apa yang menyebabkan ia meneteskan air mata di Banjarmasin?

Ada dua hal yang menyebabkan ia berlinang air mata, air mata gembira dan air mata sedih.

“Abang gembira karena ini untuk pertama kalinya abang diundang menghadiri Porwanas, bahkan diminta untuk membawa obor,” kata Bang Norman.

“Abang terharu sekali dan sekaligus gembira,” kata Bang Norman, yang mampu jogging membawa obor masuk ke dalam ruang Gelora Paman Birin di Banjarbaru pada pembukaan Porwanas, Kamis.

Norman haniago mengenakan kostum kuning menyerahkan obor Porwanas XIV kepada Gubernur Kalsel Paman Birin. (arl)

Meski usianya sudah 83 tahun, semangat Norman Chaniago tetap menyala seperti api obor yang dibawanya. Pada Kamis (22/8/2024), Norman, seorang tokoh jurnalis dan pendiri Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI Jaya, dipercaya untuk membawa obor dalam upacara pembukaan Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) XIV yang berlangsung di GOR Paman Birin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Dengan mengenakan laung kuning khas Banjar dan setelan putih bertuliskan “Bergerak” di punggungnya, Norman berlari kecil menuju panggung utama setelah namanya dipanggil.

Di sana, sudah menunggu Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, Ketua TP. PKK Kalsel, Hj. Raudatul Jannah, Ketua PWI Pusat, Hendry Ch Bangun, dan Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmie.

Norman membawa obor Porwanas XIV di Kalimantan Selatan, 2024. (arl)

Bang Norman yang kelihatan gagah berlari ringan dengan kostum kuning itu, kemudian menyerahkan obor kepada Gubernur Kalsel Paman Birin, untuk membuka resmi acara olahraga akbar untuk insan pers itu. Paman Birin pun menyalakan api Porwanas di sumbu api di mimbar. Para atlet wartawan dari 34 provinsi Tanah Air mengikuti acara pertandingan itu.

“Abang teringat dengan suasana dahulu ketika kami mencetuskan Siwo, sampai akhirnya Siwo ada di semua pwi daerah.

“Luar biasa Bang Norman, masih gagah. Saya tadi khawatir melihat dia jogging. Harusnya berjalan pelan aja,” kata seorang teman yang menyaksikan dari tribun pada GOR yang baru pertama kali digunakan itu.

Penyebab tangis kedua.

“Penyebab kedua yang membuat air mata Abang berlinang?”

“Karena menyaksikan kemelut yang terjadi di tubuh PWI Pusat belakangan ini,” kata Bang Norman.

Air matanya meleleh, pandangannya kosong ketika sehari sebelum pembukaan Porwanas ditemui di Hotel Aria Barito, tempat ia menginap di Banjarmasin.

“Abang jadi teringat apa yang dikatakan Harmoko, di penghujung tahun 60-an, sebelum menjabat ketua PWI DKI tahun 70-an,” kata Bang Norman, yang mengawali karirnya sebagai wartawan di Harian Waspada di Medan pada 1962 dan terakhir di Media Indonesia pada 1994.

Apa yang dikatakan Bung Harmoko?

Harmoko, ketua PWI Jaya pada 1970-72 dan ketua umum PWI pusat 1973- 1983, kata Norman yang dipanggil Abang Norman ini, pernah mengatakan kepadanya bahwa organisasi PWI kuat dan rukun sekali.

Norman Chaniago ketika menerima penghargaan PCNO pada Hari Pers Nasional 2024 di Jakarta. (arl)

“PWI tidak dapat digoyahkan dari luar,” kata Harmoko seperti ditirukan Bang Norman, “Kecuali ada pertikaian di dalam.”

“Pertikaian bagaimana Bung,” tanya Bang Norman, yang berteman baik dengan Harmoko saat pendiri Pos Kota itu masih meliput di lapangan sekitar tahun 60-an.

“Ingat ya Norman,” jawab Harmoko seperti ditirukan Norman. “Suatu saat PWI akan rusak bila di dalamnya ada konflik kepentingan atau ada rasa tidak suka antar sesama pengurus yang bersifat pribadi dan akhirnya bisa melebar ke tubuh organisasi.”

Kemudian Harmoko mengemukakan, kata Bang Norman, PWI akan goyah bila dalam dunia pers Indonesia sudah tidak ada lagi tokoh panutan, tidak ada yang dihormati atau disegani. Juga tidak ada yang ditakuti dan dihormati di luar organisasi, artinya di pemerintahan.

“Kalau dulu ada yang bertikai, Pak Alimoertopo memanggil yang bertikai. Keluar dari ruangan, yang bertikai itu bergandengan tangan. Ada juga Pak Domo (Soedomo), orang takut dan segan bila dipanggilnya,” kata Bang Norman.

“Membayangkan apa yang terjadi saat ini, ada pertikaian antarpengurus, membuat saya sedih dan menangis. Ini mungkin ada rasa tidak suka seseorang pengurus kepada pengurus lainnya, sehingga akhirnya melebar. Semoga ini tidak lama dan kita semua rukun lagi,” kat Bang Norman, yang lahir di Padang pada 12 April 1942.

Bang Norman pun pernah pula menangis ketika menerima penghargaan PCNO (press card number one) pada Hari Per Nasional ( HPN) 2024 di Jakarta, 20 Februari 2024.

PCNO merupakan anugerah dari PWI Pusat yang diserahkan kepada wartawan yang memiliki dedikasi tinggi dalam perjalanan hidup sebagai wartawan, yang dikaji dengan beragam kriteria tertentu.

“Saya bangga sekali menerima PCNO, apalagi diserahkan di hadapan Presiden dan Ketua MPR,” kata Norman ketika itu dan ia berterima kasih kepada PWI yang diketuai Hendry Bangun, yang berinisiatip menyerahkan kartu itu kepadanya setelah melalui ferivikasi.

Bang Norman menangis bukan karena cengeng, melainkan tangisannya karena keluhuran budinya, terharu karena diundang ke Porwanas, menangis karena melihat masalah di PWI dan menangis karena menerima PCNO.

Bang Norman ., sesepuh wartawan yang ingatannya masih amat tajam ini, menangis dari lubuk hati paling dalam. Air matanya menetes seperti kristal putih, semoga kaidah dan hakikatnya mampu membasuh semua sanubari para penghuni rumah besar PWI sehingga menjadi adem dan teduh kembali. (arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru