Mimbar-rakyat.com (Jakarta) – Sebanyak 10 orang meninggal, 8 hilang, dan 12.000 harus mengungsi akibat bencana banjir dan longsor sepanjang dua hari Jumat (26/4) dan Sabtu (27/4), di Bengkulu.
Hujan deras yang mengguyur seluruh wilayah di Bengkulu selama dua hari itu menyebabkan bencana banjir dan longsor. Sungai-sungai meluap dan longsor terjadi di banyak tempat. Demikian dijelaskan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, seperti dikutip dari website BNPB.
Bencana banjir dan longsor terjadi di 9 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu; di Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan, dan Kabupaten Kaur.
Hasil kaji cepat yang dilakukan BPBD Provinsi Bengkulu, tercatat 10 orang meninggal dunia, 8 orang hilang, 2 orang luka berat, 2 orang luka ringan, 12.000 orang mengungsi, dan 13.000 jiwa terdampak bencana.
Sedang kerusakan fisik dialami 184 rumah rusak, 4 unit fasilitas pendidikan, 40 titik infrastruktur rusak (jalan, jembatan, oprit, gorong-gorong) yang tersebar di 9 kabupaten/kota, dan 9 lokasi sarana prasarana perikanan dan kelautan yang tersebar di 5 kabupaten/kota. Data dampak bencana kemungkinan bertambah mengingt belum semua lokasi bencana dapat dijangkau.
Harinini banjir sebagian sudah surut di beberapa wilayah. Namun air masih banyak menggenangi permukiman di beberapa wilayah. Dampak bencana susulan yang mungkin timbul adalah munculnya penyakit kulit dikarenakan minimnya air bersih, gangguan ISPA, dan lainnya. Selain itu longsor dan banjir dapat berpotensi kembali terjadi jika curah hujan tinggi.
Penanganan darurat bencana terus dilakukan. Gubernur Bengkulu, Rohodin Mersyah telah memerintahkan seluruh jajaran SKPD di Bengkulu agar mengerahkan potensi yang ada di daerah untuk membantu penanganan darurat bencana.
Perbaikan darurat telah dilakukan, khususnya untuk mengatasi jalur transportasi dan distribusi bantuan. Untuk mengatasi longsor yang menutup badan jalan pemerintah setempat telah melakukan pembersihan material menggunakan alat berat (escavator) sehingga akses jalan dapat dilalui. Untuk jalan dan jembatan yang putus dilakukan pengamanan dengan memasang rambu peringatan.
Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenda pengungsian, perahu karet, selimut, makanan siap saji, air bersih, family kid, peralatan bayi, lampu emergency, peralatan rumah tangga untuk membersihkan lumpur dan lingkungan, sanitasi, dan tenaga relawan.***(edy)