Mimbar-Rakyat.com – Amerika Serikat (AS) mengerahkan pesawat P-8 Poseidon untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan kapal selam TNI AL Indonesia yang hilang di Laut Bali, saat harapan memudar bagi 53 awak yang diperkirakan kehabisan oksigen pada Sabtu (24/4).
Angkatan Laut Indonesia menyatakan akan mengirim helikopter dan kapal pencari ke daerah di mana kontak hilang dengan kapal selam KRI Nanggala-402 yag hilang pada hari Rabu lalu tersebut. Kapal itu berusia 44 tahun dan hilang saat bersiap untuk melakukan latihan torpedo.
Australia juga telah mengerahkan fregat yang dilengkapi sonar dengan helikopter untuk membantu perburuan kapal selam, sementara pejabat angkatan laut mengatakan kapal sedang dalam perjalanan dari India dan Singapura, karena kekhawatiran bahwa kapal selam itu mungkin hancur oleh tekanan air.
“Kemungkinan jatuh di bawah kedalaman penyelaman maksimum sehingga menyebabkan ledakan kapal selam harus dipertimbangkan,” kata Collin Koh, Peneliti di Institut Kajian Pertahanan dan Strategis.
Jika kapal selam itu masih utuh, pejabat Indonesia menyatakan pada hari Jumat, itu hanya akan memiliki cukup udara untuk bertahan hingga sekitar subuh pada hari Sabtu jika peralatan berfungsi dengan baik.
“Sejauh ini kami belum menemukannya … tetapi dengan peralatan yang tersedia kami dapat menemukan lokasinya,” kata Achmad Riad, juru bicara militer Indonesia, dalam konferensi pers, seperti dikutip dari Arab News.
Asumsi bahwa kapal selam memiliki 72 jam oksigen optimis mengingat kemampuan kapal selam yang terbatas untuk menghasilkan oksigen karena pembangkit listrik konvensionalnya.
Jadi ada kemungkinan … oksigen mungkin sudah habis, kata Koh.
Angkatan Laut Indonesia menyatakan sedang menyelidiki apakah kapal selam itu kehilangan daya selama menyelam dan tidak dapat melakukan prosedur darurat saat turun ke kedalaman 600-700 meter, jauh di luar batas yang dapat bertahan. Salah satu penumpang di dalamnya adalah komandan armada kapal selam Indonesia, Harry Setiawan.
Laksamana Muda Frans Wuwung, pensiunan angkatan laut Indonesia, yang sebelumnya mengepalai ruang mesin kapal selam, mengatakan kepada saluran berita MetroTV Indonesia bahwa dia yakin pemadaman listrik mungkin terjadi dan bisa menyebabkan para kru panik.
Pemadaman berarti peralatan kapal tidak bisa dipindahkan, katanya.
Sebuah objek dengan “gaya magnet tinggi” telah terlihat “mengambang” di kedalaman 50-100 meter, kata Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia Yudo Margono, dan pencarian udara sebelumnya telah menemukan tumpahan minyak di dekat lokasi terakhir kapal selam.
Kapal selam bertenaga diesel bisa menahan kedalaman hingga 500 meter, tetapi yang lebih bisa berakibat fatal, kata juru bicara angkatan laut Julius Widjojono.
Para ahli seperti Koh menyatakan Indonesia harus memperluas wilayah pencarian lagi jika anomali magnet terbukti bukan kapal tersebut dan memperingatkan bahwa jika kapal selam hilang pada “kedalaman yang ekstrim,” maka kemungkinan tidak dapat diambil kembali. Laut Bali bisa mencapai kedalaman lebih dari 1.500 meter.
Pada Jumat malam, Pentagon mengatakan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah berbicara dengan mitranya dari Indonesia Prabowo Subianto dan menawarkan dukungan tambahan, yang dapat mencakup aset pencarian bawah laut.***(edy)
Sebuah pesawat P-8 Poseidon Angkatan Laut AS, di arah belakang, diparkir di landasan pangkalan Udara Militer Ngurah Rai di Bali, Indonesia pada hari Sabtu, 24 April 2021 yang bergabung dalam pencarian kapal selam yang hilang. (Foto AP/Arab News)