MIMBAR-RAKYAT.com (Madrid) – Barcelona menerima hantaman baru setelah tersingkir dari Liga Champions dengan kekalahan mengejutkan 0-1 di kandang Granada, Sabtu, yang mengancam peluang mereka untuk meraih gelar Liga Spanyol kelima dalam enam tahun.
Setelah Atletico Madrid menyingkirkan mereka dari kompetisi klub elit Eropa pada Rabu, Barca memerlukan kemenangan di ajang domestik yang dapat mendongkrak moral sekaligus membuat mereka unggul dua angka di puncak atas Atletico, yang akan bermain di markas Getafe, Minggu.
Juara bertahan Spanyol terlihat lesu dan tidak memiliki banyak ide saat melawan klub dengan keterbatasan sumber daya, dan Barca harus menyerahkan posisi peringkat kedua mereka kepada rival abadi Real Madrid, yang menang 4-0 atas Almeria di Bernabeu untuk mengoleksi angka yang sama, 79 angka, dengan Atletico.
Atletico dapat memperbesar keunggulan mereka di puncak menjadi tiga angka dengan kemenangan di markas Getafe. Mereka akan bermain di kandang Barca pada pertandingan terakhir musim ini, dan akan meraih gelar Liga Spanyol perdana mereka sejak 1996, ketika pelatih saat ini Diego Simeone masih memperkuat klub Atletico, jika mereka memenangi lima pertandingan selanjutnya.
“Liga tidak lagi berada di tangan kami,” kata pelatih Barca Gerardo Martino pada konferensi pers.
“Tidak ada alasan untuk mengkritik tim, mereka memberi semua yang mereka miliki,” tambah pria Argentina itu, yang sedang menjalani musim pertamanya sebagai pelatih di Camp Nou dan sekarang perlu mengangkat moral para pemainnya untuk pertandingan final Piala Raja melawan Real yang akan berlangsung Rabu.
“Bolanya tidak bergerak sesuai yang diinginkan dan itulah sebabnya. Kami tidak mampu memaksimalkan peluang-peluang kami,” katanya.
Barca kemasukan di kandang Granada Stadion Nuevo Los Carmenes, ketika Alex Song kehilangan penguasaan bola di lapangan tengah pada menit ke-16 dan Yacine Brahimi berlari cepat dan menembakkan bola melewati kiper Jose Manuel Pinto.
Mereka mendominasi sisa pertandingan namun Granada, yang berjuang menghindari degradasi, mampu bertahan dari gempuran serangan dan raksasa Katalan itu harus menelan kekalahan beruntun kedua yang menegaskan impresi bahwa klub itu sedang mengalami krisis.
Tangguh
Mereka mendominasi hampir 90 persen penguasaan bola namun bahkan peraih penghargaan pemain terbaik dunia sebanyak empat kali Lionel Messi, yang kembali tampil kurang meyakinkan, atau penyerang Brazil Neymar gagal membongkar pertahanan tangguh tuan rumah.
Neymar memiliki beberapa peluang, ketika Messi memaksa kiper Granada Orestis Karnezis dengan tendangan bebas pada menit ke-60.
Sergio Busquets nyaris mencetak bol ketika bola jatuh ke penguasaannya dari tendangan sudut, namun upayanya dari jarak dekat mengarah lurus ke kiper.
“Ini merupakan kemunduran,” kata pengatur permainan Barca Andres Inista, yang menjadi kapten karena Xavi diistirahatkan, pada wawancara dengan stasiun televisi Spanyol Canal Plus.
“Terkadang sulit menemukan penjelasan ketika Anda kalah, namun kami hanya tidak mampu mencetak gol,” tambah pemain internasional Spanyol itu.
“Tim-tim seperti Granada yang bermain untuk hidup-mati mereka di Liga Spanyol memiliki peluang-peluang seperti yang mereka jadikan gol, namun terlalu banyak hukuman bagi kami.”
“Kami menguasahakan semua yang kami mampu untuk mencetak gol. Rasanya menyakitkan untuk mengambil langkah mundur ini dengan begitu sedikit pertandingan tersisa.”
Angel Di Maria membawa Real unggul pada menit ke-28 saat melawan Almeria, ketika ia bergerak memotong ke kotak penalti dari sisi kanan dan melepaskan tembakan melengkung ke sudut jauh.
Gareth Bale mengubah skor menjadi 2-0 saat babak kedua bergulir delapan menit melalui tembakan mendatar yang tidak dapat dihentikan kiper Almeria Esteban, dan tiga menit kemudian Isco menambahi gol ketiga ketika ia melepaskan tembakan mendatar ke sudut gawang.
Pemain pengganti Alvaro Morata berlari menuju bola operan Asier Illarramendi, untuk melengkapi kemenangan Real lima menit sebelum pertandingan usai.
Jalur tepat
“Seperti biasa kami hanya fokus pada diri sendiri, kami tahu bahwa di liga ini terjadi masa-masa naik dan turun,” kata Di Maria kepada Canal Plus.
“Pertandingan Rabu adalah final Piala (Raja) dan mereka (Barca) tidak diragukan lagi akan kembali pada kemampuan terbaik mereka,” tambahnya.
“Kami hanya harus tetap bekerja dengan pemahaman bahwa kami berada di jalur yang tepat dan kami harus terus melaju.”
Pada pertandingan yang dimainkan lebih awal Jeremy Perbet menanduk gol semata wayang bagi Villarreal untuk mengamankan kemenangan 1-0 atas rival regional Levante, yang mengangkat mereka melampui Real Sociedad menuju peringkat keenam.
Sociedad dua kali membuang keunggulan atas tuan rumah Celta Vigo, yang beknya Jon Aurtenetxe saat babak kedua baru berlangsung dua menit, saat kedua tim bermain imbang di Stadion Balaidos.
Villarreal memiliki 52 angka, unggul satu angka atas Sociedad dan tertinggal satu angka dari tim peringkat kelima Sevilla, yang melawat ke markas rival sekota Real Betis pada Minggu.
Kemenangan Granada membawa mereka unggul enam angka dari zona degradasi menuju peringkat ke-13 dengan 37 angka, sedangkan Almeria berada di posisi ke-19 dengan 30 angka. (KB)