MIMBAR-RAKYAT.com (Garut) – Di Kabupaten Garut memiliki banyak terdapat tempat bersejarah, namun belum dilirik pemerintah maupun masyarakatnya.
Salah satu di antaranya, rumah tempat peninggalan Jendral Besar AH. Nasution, yang terl etak di Desa Pancasura Kecamatan Singajaya.
Di rumah itu, Jendral AH. Nasution bersama keluarganya pernah tinggal, tapi rumah yang sangat bersejarah itu kini musnah menjadi lahan pertanian.
Selain bekas rumah Jendral AH. Nasution, juga masih ada tempat bersejarah lain, yakni Pusat Pelatihan Penembakan (PLP), yang terletak di kaki Gunung Guntur, Kampung Seureuh Jawa Kecamatan
Tarogong Kaler.
Di wilayah Seureuh Jawa ini ada tugu seperti monumen yang berdiri sejak 1960-an dan tugu itu sampai saat ini dikenal dengan nama PLP (Pusat Latihan Penembakan) Tentara. Pada tahun 60-an kawasan itu ditempati Tentara Kujang 305 yang bermarkas di wilayah Kecamatan Tarogong Garut.
Bukan hanya 305 saja yang menggunakan Pusat Latihan Penembakan itu, tapi juga 328, 330 serta satuan tentara lainya yang bermarkas di wilayah Jawa Barat.
Hal ini diungkapkan salah seorang pelaku sejarah yang sampai saat ini masih ada, Aku Kanda (96).
Menurut Aki Sukanda yang kesehari harianya bekerja sebagai petani kebun milik orang lain, Tugu PLP yang berdiri kurang lebih setinggi 25 meter ini dulunya dijadikan Pusat Latihan Penembakan oleh Tentara, khususnya 305.
Pada saat itu, Indonesia tengah menghadapi musuh dari dalam, yakni pemberontakan G30S/PKI serta Gerombolan DI/TII Karto Suwiryo.
Aki Kanda yang aslinya dari Bandung Cicadas, namun setelah perang melawan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) dia hijrah dan menetap di Garut di kaki Gunung Guntur.
Pada tahun 60-an hingga 70-an, lokasi Gunung Guntur merupakan kawasan hutan amat indah. Selain ada Tugu PLP di situ ada juga tiga yang sering dijadikan tempat wisata penduduk lokal tapi saat ini menjadi Galian C, sehingga lokasinya berubah menjadi tidak karuan.
Aki Kanda mengatakan, pemerintah setempat maupun Jawa Barat, seperti tidak merasa memiliki lokasi yang sangat bersejarah itu, padahal, kalau sejak dari dahulu Pemerintah Jawa Barat dan pemerintah setempat menginginkan, lokasi yang memiliki daya tarik tersendiri ini akan berkembang menjadi wisata alam yang indah plus tempat wisata sejarah.
Aki Sukandi yang sudah renta, mengatakan selalu termenung memikirkan kelangsungan tempat yang sangat bersejarah itu.
Ia mengatakan, ia berharap ada keajaiban sehingga ada yang mengetuk pintu hati para pemimpin, baik daerah maupun Jawa Barat dan pusat, agar ia mau ikut memikirkan melestarikan monumen yang sangat bersejarah itu.
Kepala Dinas Industri dan Perdagangan kabupaten Garut, Drs.H. Wawan Nurdin, M.si, mengatakan, lokasi wisata di daerah PLP kaki Gunung Guntur itu merupakan salah satu lokasi wisata yang bisa
dikembangkan.
Bahkan sekarang ini sejak ditutupnya galian C disana, banyak dikunjungi para pecinta alam yang ber kemah di sekitar area itu.
Ia mengatakan, menurut data yang ada, setiap minggu orang yang berkemping di wilayah itu mencapai 100 orang, apalagi bila musim liburan liburan panjang.

Ia mengaku pihak Pemkab Garut belum secara oftimal menata area wisata di sekitar itu.
Wawan Nurdin mengatakan, sebenarnya banyak investor yang melirik untuk mengembangkan area wisata di kaki Gunung Guntur.
“Nah Pemkab Garut memang masih melakukan penataan ala kadarnya supaya nanti jika ada investor yang benar benar masuk sudah tidak sulit lagi,” katanya. (Yayat Ruhiyat/arl)