MIMBAR-RAKYAT.COM (Indramayu) – Ritual upacara adat Sedekah Bumi yang setahun sekali digelar warga Desa Muntur, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat sudah berusia ratusan tahun.
Upacara Sedekah Bumi yang dilaksanakan di Desa Muntur, kemarin, merupakan warisan nenek moyang. Sekalipun di era teknologi yang serba canggih seperti sekarang ini, namun warga Muntur dengan suka rela nampaknya tetap berusaha mempertahankan upacara adat ini.
Kepala Desa atau Kuwu Desa Muntur, Carudin setiap tahun melaksanakan ritual Sedekah Bumi bersama Tokoh Masyatakat dan masyarakat dan Sesepuh desa. Kuwu Carudin merupakan salah seorang kuwu di Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu melestarikan warusan leluhur ini.
Tahun ini acara Sedekah Bumi dihibur pertunjukkan wayang kulit Langen Budaya dari Desa Lohbener, yang ditonton ratusan warga, khususnya para Sesepuh Desa Muntur yang masih setia terhadap kesenian warisan nenek moyang mereka.
“Suasananya mirip pasar malam yang ramai dikunjungi warga dan menjadi tempat mangkalnya sejumlah pedagang,” kata Rasmin, 48 warga Desa Muntur.
Upacara ditandai dengan dikumpulkannya puluhan bakul berisi nasi tumpeng dan aneka jenis makanan dan minuman kiriman dari masyarakat ke lokasi Makam Buyut Gentong, Desa Muntur, Kecamatan Losarang.
Ketua Panitia Abdul Khanan, 60, mengatakan, bakul aneka warna berisi nasi tumpeng yang dikumpulkan masyarakat itu untuk didoakan Sesepuh Desa Muntur, Embah Rasta. Nasi tumpeng dalam bakul atau baskom itu kemudian diserahkan
kembali kepada para pemiliknya dan disantap bersama-sama di rumah.
Menurut tradisi Sedekah Bumi, jenis makanan yang wajib dibawa ke tempat ritual adalah nasi tumpeng dan ayam panggang. Selebihnya, jika ada buah-buahan dan minuman kemasan itu merupakan tambahan. (joh)