Wednesday, April 02, 2025
Home > Berita > ‘Bila Jokowi Ragu’

‘Bila Jokowi Ragu’

Presiden Jokowi di acara HPN.

Mimbar-Rakyat – Mula mula Jokowi bersitegas. Kesehatan lebih diutamakan, dari sekedar pemulihan ekonomi. Covid-19 Tembus 200 Ribu, Pakar Dorong PSBB Diterapkan Lagi. Penganut mazhab kesehatan bergembira.

Jokowi, akhirnya sadar kata mereka. Jakarta pun menyambut dengan kebijakan yang tidak kalah tegas. Rem darurat! PSBB diberlakukan lagi. Mulai tgl 14/9.

Menko Perekonomian berteriak, karena dengan pengumuman itu IHSG anjlok 5 persen.

Pengusaha Panik

Asosiasi Pengusaha Indonesia, Apindo menilai, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB ) total yang akan dilakukan kembali di DKI Jakarta dipastikan memukul kembali dunia usaha Ibu Kota.

Apindo memandang penerapan kebijakan tersebut bakal mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Ibu Kota dan pertumbuhan ekonomi nasional

Keputusan Anies sebenarnya tidak ngawur. Dasar menerapkan kembali PSBB juga di antaranya mengenai proyeksi rumah sakit rujukan di Jakarta tidak akan sanggup bertahan hingga 17 September 2020.

Lagi pula PSBB di Jakarta belum pernah dihentikan. Hanya dilonggarkan.

Saat mengumumkan rencana menarik ‘rem darurat’ yakni menerapkan kembali PSBB, Anies mengutip pesan Presiden RI Jokowi.

“Presiden menyatakan dengan tegas dua hari lalu jangan start ekonomi sebelum kesehatan terkendali,” kata Anies saat menggelar konferensi pers yang disiarkan melalui akun youtube resmi Pemprov DKI Jakarta, Rabu (9/9).

Setelah tarik ulur ini tiba-tiba Jokowi mundur lagi.

Presiden Joko Widodo menilai Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) lebih efektif diterapkan untuk disiplin protokol kesehatan. Istilah baru apalagi ini.

Juru bicara presiden, Fadjroel Rachman nenyampaikan melalui pesan singkat kepada wartawan, Jumat (11/9).

“Presiden menekankan, berdasarkan pengalaman empiris dan pendapat ahli sepanjang menangani pandemi covid-19, Pembatasan Sosial Berskala Mikro/Komunitas lebih efektif menerapkan disiplin protokol kesehatan,” ujar Fadjroel.

PSBM sendiri telah diterapkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di sejumlah wilayah di Jabar. Langkah ini dinilai efektif menekan laju penularan covid-19.

Langkah ini diambil lantaran kondisi pandemi di DKI yang tidak kunjung membaik. Anies memproyeksi rumah sakit rujukan di Jakarta tidak akan sanggup bertahan hingga 17 September 2020.
Namun hal itu dibantah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

“Kapasitas kesehatan hingga saat ini masih mampu menampung pasien covid-19.” Nah, siapa sih yang gubernur?
Silang sengkarut ini akan semakin “babaliyut” bila Jokowi ragu. Sudah bagus ia tegas memilih kesehatan. Eeee Jokowi, kok begitu.. (Ahmad Istiqom/ds)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru