Mimbar-rakyat.com (Yogyakarta) – Wilayah pesisir DI Yogyakarta (Pantai Parangtritis) dan Purworejo (Pantai Keburuhan) Jateng yang dinilai sebagai kawasan rawan gempabumi dan tsunami dilengkapi oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan infrastruktur peringatan dini gempabumi dan tsunami.
“Pembangunan radar tsunami ini merupakan bentuk kerjasama BMKG Indonesia dan MIC (Ministry of Internal Affairs and Communications) Jepang, serta didukung Universitas Gadjah Mada,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, baru-baru ini seperti dikutip dari Siaran Pers Humas BMKG, Minggu (1/9).
Dwikorita menerangkan, kinerja radar tsunami itu akan diuji dan dievaluasi terlebih dahulu dalam kurun waktu 6 bulan – 1 tahun kedepan guna memperoleh hasil yang lebih optimal. Radar tsunami nantinya akan memonitor arus laut (kecepatan, arah , ketinggian dan periode gelombang) dengan menggunakan gelombang radio frekuensi tinggi atau gelombang pendek atau disebut HF radar.
“Sistem HF radar ini (frekuensi 16 MHz) mampu memonitor wilayah laut dengan luasan 800 km persegi dengan radius jangkauan 80 km,” imbuh Dwikorita.
Kepala Bidang Geofisika, Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, Supriyanto, menambahkan instalasi dan pemasangan instrumen radar tsunami relatif mudah karena sistem tersebut ditempatkan dipesisir pantai dalam bentuk antena – antena radio.
“HF radar ini juga dapat berfungsi sebagai Oceanographic Radar yang memiliki multi-fungsi tidak hanya sebagai monitoring gelombang tsunami, tetapi juga untuk kemaritiman seperti monitoring arus permukaan, gelombang dan pola pasang surut air laut,” tegasnya
Pembangunan radar tsunami di Pantai Parangtritis,Yogyakarta dan Pantai Keburuhan – Purworejo memasuki tahap awal konstruksi.
“Diharapkan dengan selesainya instalasi dan uji coba yang ditargetkan Maret 2020, kehadiran radar ini akan membantu meningkatkan kehandalan sistem peringatan dini tsunami pada obyek – obyek vital negara, khususnya Bandara Yogyakarta Intenational Airport (YIA),” kata Dwikorita.***(edy)