Thursday, December 12, 2024
Home > Berita > BMKG siap dukung pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia

BMKG siap dukung pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia

Penandatangan Memorandum of understanding (MoU) antara BMKG dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tentang Pemanfaatan Informasi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika di Bidang Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif. (Foto BMKG)

Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berkomitmen mendukung penuh percepatan dan pemulihan sektor pariwisata tanah air. Komitmen itu diwujudkan dalam bentuk penandatangan Memorandum of understanding (MoU) antara BMKG dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tentang Pemanfaatan Informasi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika di Bidang Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif.

Penandatangan dilakukan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno secara virtual, dalam gelaran Rapat Koordinasi Kemenparekraf 2021 di Jakarta, Senin (27/9).

Dwikorita berharap, MoU yang dilakukan dengan Kemenparekraf ini dapat turut menggerakkan pariwisata dan perekonomian masyarakat yang begitu sangat terpukul akibat pandemi Covid-19. Dengan informasi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika di Bidang Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif yang dikeluarkan BMKG diharapkan juga memberi kenyamanan bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang berwisata.

Sementara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengatakan, dukungan BMKG sangat penting dalam mendorong pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif pasca hantaman Pandemi Covid-19. Sandi berharap pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia dapat segera bangkit seiring massifnya vaksinasi Covid-19 untuk mencapai kekebalan komunal (herd immunity).

“MoU ini menjadi bukti keseriusan BMKG turut serta mendukung dan memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia, mengingat pariwisata itu sangat sensitif terhadap kondisi cuaca, iklim serta kegempaan dan tsunami” ungkap Dwikorita usai penandatanganan, seperti dikutip dari siaran pers BMKG.

Dwikorita mengatakan, sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki banyak sekali destinasi pariwisata alam. Mulai dari pantai, lembah, air terjun, danau, sungai, perbukitan, dan gunung lengkap dengan corak budaya masyarakat tiap daerah yang unik.

Selain menyimpan keindahan dan eksotisme alam, kata Dwikorita, kondisi geografis Indonesia yang notabene berada dalam wilayah pertemuan 3 lempeng, yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan lempeng Pasifik ini juga menyimpan potensi bencana geologi dan hidrometeorologi yang tidak kalah besar yang juga dapat berpengaruh pada potensi pariwisata di Indonesia. Diantaranya, gempa bumi, tsunami, cuaca dan iklim ekstrim, gelombang tinggi, siklon tropis, dan letusan gunung berapi.

Namun begitu, kata Dwikorita, anugerah Tuhan  tidak boleh menjadikan Indonesia pesimis, khususnya dalam mengembangkan potensi pariwisata di Indonesia. Sebaliknya, Indonesia harus terus berupaya untuk beradaptasi dan siap untuk memitigasi potensi bencana untuk meminimalisir resiko yang ditimbulkan.

“Salah satunya melalui penyediaan informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang cepat, tepat, dan akurat, serta penerapan sistem kesiapsiagaan komunitas yang tangguh dalam menghadapi bencana yang dapat terjadi setiap saat, untuk menciptakan pariwisata Indonesia yang tangguh dan tumbuh,” terangnya.

“Banyak negara lain yang memiliki situasi dan kondisi sama dengan Indonesia namun pariwisatanya sangat maju. Contohnya, Amerika Serikat, Jepang, New Zealand, dan Australia. Artinya, kita bisa terus mengembangkan sektor pariwisata sekaligus hidup harmoni dengan bencana,” tambahnya.

Dwikorita menyebut, informasi mengenai kondisi hidrometeorologi dalam kepariwisataan sangat penting, mengingat mayoritas dari destinasi wisata di Indonesia sangat berkaitan dengan alam. Dengan memahami kondisi cuaca dan iklim, wisatawan dapat mengatur rencana yang tepat dan ideal untuk berwisata di suatu destinasi. Selain itu, Informasi praktikal mengenai perubahan cuaca harian atau dalam suatu hari bermanfaat bagi wisatawan untuk dapat beradaptasi.

“Contohnya, informasi cuaca hari ini diprakirakan akan panas atau hujan. Informasi ini dapat dijadikan acuan wisatawan untuk bisa menyesuaikan jenis pakaian yang dikenakan dan perlengkapan yang dibawa seperti payung, jas hujan, atau kacamata hitam.”

Manfaat lain, dengan informasi yang ada maka potensi bahaya bencana bisa diantisipasi. Termasuk informasi respon tindakan yang harus dilakukan jika bencana tersebut terjadi. Misalkan, titik kumpul, jalur-jalur evakuasi, dan nomor telepon penting.

“Di sisi para pelaku pariwisata, dengan informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang dikeluarkan BMKG dapat digunakan untuk memetakan potensi dan mengatur paket wisata dengan lebih efisien.

Selain informasi kondisi cuaca dan iklim, lanjut Dwikorita, dukungan BMKG lainnya yang tidak kalah penting untuk sektor pariwisata adalah kehadiran layanan informasi cuaca penerbangan di Stasiun Meteorologi daerah wisata yang tentunya sangat krusial dalam mendukung lalu lintas penerbangan di wilayah tersebut.***(edy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru