MIMBAR-RAKYAT.com (Lagos) – Sebanyak 35 orang meninggal dunia ketika dua bom meledak di pasar padat pengunjung di Kota Maidiguri di bagian timurlaut Nigeria, Sabtu malam (1/3), kata polisi.
Tiga-puluh lima mayat telah ditemukan sejauh ini, kata Komisaris Polisi Negara Bagian itu Lawal Tanko melalui telepon kepada Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.
“Kami masih menghitung. Sejauh ini kami telah menghitung 35 mayat. Petugas kami masih bekerjasama dengan pekerja pertolongan di lokasi,” kata Tanko.
Sebelumnya tentara Nigeria menewaskan 13 anggota Boko Haram dan menangkap 15 orang lagi selama serangan terhadap kamp sementara organisasi itu di antara dua negara bagian yang paling menderita akibat serangan organisasi garis keras tersebut.
Banyak gerilyawan telah ditangkap, sementara 13 di antara mereka tewas setelah satu serangan terhadap kamp sementara mereka, kata Mayor Jenderal Chris Olukolade di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Pertahanan, Jumat (28/2).
Ia menambahkan sebagian gerilyawan yang lolos dari serangan sebelumnya juga telah dibekuk di Maiduguri dan daerah sekitarnya.
Serangan itu dilancarkan setelah tersangka anggota Boko Haram menembak atau membakar hingga tewas puluhan siswa di satu sekolah berasrama di Negara Bagian Yobe.
Boko Haram, yang dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh Nigeria dan Amerika Serikat, telah menyatakan kelompok tersebut berjuang untuk mendirikan negara dengan landasan agama di Nigeria Utara –yang kebanyakan warganya adalah pemeluk agama Islam.
Boko Haram melancarkan rangkaian serangannya di Negara Bagian Borno, Yobe dan Adamawa di bagian timurlaut negeri itu, dan menewaskan lebih dari 400 orang dalam tiga bulan belakangan.
Boko Haram mengaku bertanggung-jawab atas puluhan serangan di Nigeria, termasuk pemboman bunuh diri pada Agustus di Markas PBB di Abuja –sehingga menewaskan tak kurang dari 24 orang.
Boko Haram melancarkan aksi perlawanannya pada 2009 sehingga menewaskan sebanyak 800 orang dan menghancurkan tempat ibadah di kota Maiduguri, Nigeria timurlaut.
Kelompok itu tidak aktif selama sekitar satu tahun dan kemudian muncul lagi pada 2010 dengan serangkaian pembunuhan.
Presiden Nigeria Goodluck Jonathan mengumumkan keadaan darurat di ketiga negara bagian tersebut tahun lalu, dalam upaya mencegah aksi perlawanan.
Jonathan mengirim ribuan prajurit yang didukung pasukan udara ke bagian timurlaut negerinya untuk mengatasi ulah gerilyawan, yang telah berlangsung empat-setengah tahun.
Nigeria, Jumat, dalam satu pernyataan yang bertujuan mendukung pernyataan sebelumnya bahwa anggota organisasi itu melarikan dan putus asa, juga menyatakan negara tersebut berada dalam keadaan perang melawan Boko Haram.
Penduduk Nigeria, yang berjumlah lebih dari 160 juta orang, terpecah; wilayah utara dengan sebagian besar warga Muslim dan wilayah selatan –yang umumnya dihuni warga Kristen. (Him)