MIMBAR-RAKYAT.com (Doha) – Organisasi Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) dan Qatar Center for the Presentation of Islam (QCPI) sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang dakwah melalui siaran materi dakwah dalam bahasa Indonesia.
Demikian salah satu hasil kunjungan Ketua DDII, Drs Muhammad Siddik, MA yang didampingi oleh Wakil Ketua DDII, Abdul Wahid Alwi dan Direktur Eksekutif Lazis Dewan Da’wah, H. Ade Salamun, M.Si dalam pertemuannya dengan Dubes RI untuk Qatar, Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi pada 29 April 2016.
Selain berkunjung ke Qatar, Siddiq juga berkunjung ke Kuwait dan dilanjutkan ke Arab Saudi guna memperoleh dukungan dalam rangka kerja sama dakwah Islam, demikian informasi yang disampaikan Pelaksana Fungsi Politik KBRI Doha, Boy Dharmawan, kepada Mimbar-Rakyat.com, Selasa.
Dubes Sidehabi menjelaskan, kunjungan DDII bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dakwah antara Qatar-Indonesia. Siddik yang terpilih sebagai Ketua Umum DDII periode 2015-2020, mengutarakan bahwa DDII merupakan lembaga yang bersifat moderat dalam pengajaran dan pengembangan dakwahnya.
Menurut Dubes Sidehabi, kunjungan DDII ke Qatar merupakan indikasi positif dari kerjasama diplomasi “people to people” yang paling effektif dalam mengembangkan kerja sama kedua negara.

Ia menyatakan, Qatar memiliki kelebihan di bidang sumber keuangan sedangkan Indonesia memiliki kelebihan dalam segi penduduk sehingga kerja sama kedua negara sangat bermanfaat dan saling menguntungkan.
Dubes yang mantan anggota DPR tersebut menegaskan, kunjungan DDII menjadi pendorong bagi peningkatan hubungan bilateral kedua negara. “Kunjungan tersebut juga merupakan salah satu upaya diplomasi guna mendukung upaya pemerintah Indonesia,” jelasnya.
Dalam pertemuan dengan KBRI Doha dan Ketua DDII yang dampingi oleh mantan Ketua Permiqa, Heri Kartono, dibahas mengenai upaya peningkatan peluang kerja sama agama dan budaya RI-Qatar.
Disampaikan pula mengenai kebijakan pemerintah untuk memberikan pengajaran agama bagi WNI di Qatar yang diperkirakan mencapai 40 ribu orang yang mana 30 ribu merupakan tenaga domestik.
Memperhatikan hal tersebut, Qatar melalui QCPI di bawah Kementerian Awqaf Qatar tengah menyiapkan siaran agama Islam berbahasa Indonesia melalui situs islamweb.net.
Diharapkan penyiapan konten dalam bahasa Indonesia tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia tidak hanya di Qatar, tetapi juga di seluruh dunia, kata Dubes.
Program pengajaran mengenai Indonesia memang merupakan salah satu program KBRI Doha. Sebelumnya Delegasi MPR dalam kunjungan ke Qatar pada 7 April 2016 juga mendukung usulan dan upaya KBRI untuk menyediakan pelatihan bagi pelajaran bahasa Indonesia dan kewarganegaraan bagi anak anak diaspora Indonesia yang lahir dan besar di Qatar agar memahami bahasa, pengetahuan dan budaya Indonesia.
Menurut Siddik, DDII yang terbentuk pada 26 Februari 1967 sangat terkait dengan kiprah perjalanan partai Masyumi dan tokoh sentralnya yakni Mohammad Natsir.
“DDII didirikan dengan tujuan menjadi lembaga islah (reformasi) untuk memperbaiki keadaan umat dan bangsa,” ujarnya.
Untuk mempercepat siaran berbahasa Indonesia tersebut, Islamweb.net akan merekrut penyiar yang fasih berbahasa Indonesia. Selama ini Islamweb.net hanya menyiarkan dalam lima bahasa yaitu, Inggeris, Jerman, Prancis dan Spanyol.
Dengan adanya bahasa Indonesia diharapkan akan memudahkan bagi komunitas Indonesia untuk mendengarkan ceramah agama. WNI di Qatar selama ini mengalami kesulitan karena ceramah agama yang dilakukan di mesjid-mesjid dilakukan dengan bahasa Arab. Sedangkan penduduk asli Qatar hanya sekitar 17% dari total 2,4 juta penduduknya. Selebihnya didominasi oleh India, Nepal, Filipina, Bangladesh, Srilanka, Pakistan dan Indonesia. (BD/arl)