Mimbar-Rakyat.com (Desa Manis Kidul, Kuningan) – Salah satu destinasi wisata pemandian air dingin di Kabupaten Kuningan adalah Obyek Wisata Cibulan, yang berada di Desa Manis Kidul Kecamatan Jalaksana.
Apa yang menarik? Ya, yang menarik saat Anda berenang di OW Cibulan, Anda bisa menikmati sensasi yang berbeda yaitu berenang bersama Ikan Kancra Dewa, yang konon, katanya, merupakan prajurit – prajurit Prabu Siliwangi yang dikutuk menjadi ikan karena berkhianat.
Abah Elon, seorang tokoh masyarakat dan pencinta sejarah, menuturkan, jumlah ikan Dewa itu tidak akan berkurang dan bertambah. “Jumlah ikannya tetap, dan yang unik saat akan dikuras ikan – ikan itu akan hilang dengan sendirinya,” jelas Abah Elon yang juga Dewan Penasehat Banser Kuningan.
Terlepas benar atau tidaknya legenda tersebut, namun hingga kini tak ada orang yang berani mengambil ikan jenis Kancra putih itu. “Karena kepercayaan orang Kuningan, bila ada yang mengambil ikan di sini katanya akan ditimpa kemalangan,” tambah Abah Elon.
Objek Wisata Cibulan merupakan salah satu objek wisata tertua di Kuningan yang diresmikan 27 Agustus 1937 pada masa pemerintahan Bupati Kuningan, R.A.A. Mohamand Achmad.
Selain pemandian, Anda juga bisa menelusuri jejak patilasan Prabu Siliwangi, yaitu Mata Air Tujuh Sumur, yang dipercaya mempunya keberkahan sesuai dengan nama – nama sumur itu sendiri.
Abah Elon pun menjelaskan, bila Anda ingin mencuci muka di tujuh sumur tersebut, sebaiknya dilakukan secara berurutan sesuai tingkatannya. “Ya sesuai dengan tradisi di sini yaitu secara berurutan, dari sumur pertama hingga ke tujuh,” jelasnya.
Ketujuh mata air tersebut antara lain, pertama mata air kejayaan, kedua mata air keselamatan, ketiga mata air pengabulan, keempat mata air kemulyaan, kelima mata air Cisadane (cita-cita), keenam mata air Cirancana dan ketujuh mata air kemudahan.
Kearifan lokal budaya pasunda yang ada di Obyek Wisata Cibulan, menjadi daya tarik bagi Wakil ketua MPR RI, Jazilul Fawaid untuk singgah ke Kabupaten kuningan mengunjungi Obyek Wisata Cibulan, Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana dan Makam Pangeran Arya Kamuning, Kuningan, Selasa (15/9/2020), petang.
“Sekalian berkunjung keliling se-Jawa Barat, yaitu memberikan suport di lima kota, untuk kader PKB yang mengikuti pilkada, saya menyempatkan diri untuk singgah ke sini,karena saya sangat menghargai ranah budaya Pasundan di Kuningan, maka dari itu saya singgah,” ujar Jazilul.

Menurutnya tatar budaya Pasunda itu mulai pada Prabu Siliwangi dan salah satu patilasannya ada di Mata Air Tujuh Sumur Cibulan.
“Di tujuh sumur ini, kita bisa mengambil spiritnya, dari tujuh sumur ini,manusia itu harus memiliki tujuh nilai keunggulan jika ingin mencapai kebahagiaan,” jelas Wakil Ketua Umum DPP PKB.
Masuk ke area keramat Sumur Tujuh, Jazilul langsung dipersilakan mengambil air wudhu dari tujuh mata air yang ada di sana. Kemudian rombongan menggelar Sholat Ashar berjamaah di dalam Musholla dan memanjatkan dzikir di lokasi yang diyakini masyarakat setempat sebagai petilasan pertapaan Prabu Siliwangi.
Adanya Sumur Tujuh tersebut, katanya, mungkin warga Jawa Barat sendiri belum mengetahui semuanya. Dijelaskanya, lokasi Sumur Tujuh tersebut memiliki tujuh mata air yang diyakini mempunyai khasiat masing-masing jika berwudhu dan minum airnya.
“Saya juga berharap agar ada peningkatan pengelolaan manajemen obyek wisata ini. Cibulan ini adalah anugerah yang sangat besar dan berpotensi besar, jadi harus ada peningkatan manajemennya, cara penerimaan tamunya, dan lain-liannya, ” ucap Jazilul.

Sebagai Wakil Ketua MPR RI, Jazilul mengucapkan memiliki tanggungjawab menularkan empat pilar kebangsaan kepada masyarakat, termasuk mencintai tanah air.
“Mari kita cintai tanah air, dan salah satunya juga menjaga situs ini, saya juga turut prihatin dengan keadaan di sini, coba lihat itu pohon yang sudah rapuh itu, saya takut membahayakan pengunjung,” serunya.
Selanjutnya Jazilul pun mengkritisi tatanan warung warung yang ada di OW Cibulan, karena menurutnya tatanan yang ada kurang rapih. “Saya melihat ini tatanan warung kurang bagus, ” katanya. (dien/arl)