Mimbar-Rakyat.com (Bandng)- Puluhan siswa SD Negeri Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami keracunan, sejak Rabu (27/9). Pemicu diduga jajanan cimin yang dijual di sekitar sekolah.
Para korban keracunan massal dilarikan ke Puskesmas dan sejumlah rumah sakit di wilayah Kota Cimahi dan Bandung Barat. Mereka mengalami gejala keracunan seperti muntah-muntah, diare, hingga demam.
Kepala Puskesmas Saguling Burhan mengatakan puncak kasus keracunan massal itu terjadi pada Kamis (28/9) mulai pukul 01.00 WIB hingga pagi hari.
“Untuk kasus keracunan massal ini, yang dirawat di puskesmas 15 orang, rawat jalan 13 orang, di RSCK 1 orang, RS Kartini 3 orang, klinik Assyida 1 orang, dan di RS Dustira itu 1 orang. Jadi sampai hari ini ada 34 orang,” ujar Burhan saat ditemui di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9).
Burhan mengatakan dugaan penyebab keracunan massal itu yakni jajanan cimin, makanan berbahan dasar tepung kanji yang dikonsumsi para siswa pada hari Selasa (26/9).
“Dugaan penyebab itu jajanan cimin yang berasal dari olahan aci (tepung kanji). Rata-rata yang merasakan gejala itu memang mengonsumsi jajanan itu,” kata Burhan.
Saat ini siswa yang mengalami keracunan massal ditangani Puskesmas Saguling, rata-rata mengalami gejala khas mual, muntah, diare, demam.
“Semuanya sudah ditangani, kita lakukan rehidrasi karena mereka banyak muntah dan diare. Tapi sebagian sudah membaik kondisinya,” ucap Burhan.
Camat Saguling Kemal Adhiyaksa mengatakan peristiwa keracunan ini bermula saat para siswa SDN 3 Jati itu mengeluhkan mual, diare, pusing, demam, dan muntah-muntah secara bersamaan. Gejala tersebut dirasakan para siswa usai mengonsumsi jajanan di sekolah.
“Jadi anak-anak ini jajan di hari Selasa ketika sekolah, nah Rabu mulai gejala panas, muntah, dan diare,” ucap Kemal.
Sementara untuk saat ini, pihaknya masih menunggu perkembangan dari rumah sakit dan puskesmas terkait kondisi semua korban tersebut dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan uji laboratorium sampel makanan.
“Sekarang penanganan masih terus berjalan. Kami bersama pihak Puskemas dan Dinas Kesehatan update terus kondisinya. Kita berdoa, mudah-mudahan jumlah korban tidak bertambah,” ujar Kemal. (ds/sumberCNNIndonesia.com)